Relasi Kuasa dan Mediasi Konflik antara Forum Transportasi Banyumas (Fortas) dan Paguyuban Angkutan Berbasis Online (D’semar) di Purwokerto

Penelitian yang berjudul Relasi Kuasa dan Mediasi Konflik antara ForumTransportasi Banyumas (Fortas) dengan Paguyuban Angkutan Berbasis Online(D‘Semar) di Purwokerto bertujuan untuk mendeskripsikan dan memahami relasikuasa dalam penyelesaian konflik antara Forum Transportasi Banyumas denganPaguyuban Angkutan berbasis online sekaligus mengetahui dan memahamisumber-sumber kekuasaan yang mempengaruhi relasi kuasa tersebut. Penelitianini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan paradigm konstruktivismedan pendekatan studi kasus. Penelitian ini juga menggunakan teknik analisiskualitatif deskriptif, dalam model analisis interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa konflik antara Fortas danPaguyuban Angkutan Berbasis online di Purwokerto terjadi dengan berbagaimacam cara, mulai dari demontrasi hingga tindak kekerasan kepada driverangkutan berbasis online. Pada fenomena ini bisa dilihat bentuk relasi kekuasaanyang ada, meliputi aktor yang berperan dalam upaya penyelesaian konflik iniseperti Fortas, Bupati Banyumas, Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas, danKepolisian Banyumas. Upaya dalam penyelesaian konflik ini terbentukdikarenakan relasi kekuasaan yang terbentuk antara aktor-aktor yang terlibatdengan mencari jalan keluar, yaitu memberlakukan zonasi bagi ojek online. Selainitu, sumber-sumber kekuasaan yang ada dalam relasi aktor adalah birokrasi,peraturan, dan massa. Pemerintah Daerah Banyumas dan Dinas terkait jugaberperan menjadi fasilitator dalam proses rekonsiliasi konflik tersebut melaluimediasi kedua belah pihak. Kebijakan zonasi menjadi konsensus atas konflik yangterjadi