Pengaruh Gender, Independensi, Pengalaman Audit, dan Skeptisisme Profesional Terhadap Kompetensi Auditor Mendeteksi Kecurangan

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei terhadap akuntan publik atau auditor di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untukmenguji dan menganalisis secara empiris serta mengetahui hasil pengaruh gender,independensi, pengalaman audit, dan skeptisisme profesional terhadap kompetensiauditor mendeteksi kecurangan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemegang CPA yang sudah menjadi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia dalam direktori IAPI 2019.Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 112responden. Convenience sampling digunakan dalam penentuan responden.Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode survei dengan kuesionertertulis secara online melalui formulir online (google form) dan secara langsungdalam kegiatan Pelatihan Profesional Berkelanjutan (PPL) yang diselenggarakanInstitut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Varians (ANOVA) digunakan untuk menguji H1 dan Partial Least Square (PLS) digunakan untuk menguji H2, H3, dan H4. Hasil penelitian berdasarkan data yang dikumpulkan dan pengujian secaraempiris yang telah dilakukan dengan menggunakan metode ANOVA padapengujian variabel gender menggunakan alat statistik SPSS dan pengujianvariabel independensi, pengalaman audit, dan skeptisisme profesional terhadapkompetensi auditor mendeteksi kecurangan menggunakan model Partial LeastSquare (PLS) adalah sebagai berikut: (1) Gender androgini tidak memilikikompetensi terbaik untuk mendeteksi kecurangan; (2) Independensi berpengaruhpositif dan signifikan terhadap kompetensi auditor mendeteksi kecurangan; (3)Pengalaman audit tidak berpengaruh positif terhadap kompetensi auditormendeteksi kecurangan; (4) Skeptisisme profesional berpengaruh positif dansignifikan terhadap kompetensi auditor mendeteksi kecurangan. Skeptisismeprofesional memiliki pengaruh paling signifikan dibanding variabel lain terhadapkompetensi auditor mendeteksi kecurangan. Implikasi dari kesimpulan tersebut dalam upaya meningkatkan kompetensi auditor dalam mendeteksi kecurangan sebagai berikut: (1) Diharapkan auditormemiliki faktor personal yang kuat dalam dirinya untuk meningkatkankompetensi dalam mendeteksi berbagai kecurangan yang mungkin terjadi; (2)Kantor Akuntan Publik wajib mempertahankan sikap independensi auditor denganmemberikan pengawasan untuk peningkatan independensi dan menerapkan kodeetik independensi profesi; (3) Kantor Akuntan Publik perlu memberikanpelatihan-pelatihan lebih baik lagi untuk pengembangan karir dan beragamnyajenis industri yang ditangani dalam pelaksanaan audit agar lebih banyakpengetahuan tidak hanya dari jenis industri tertentu saja, namun memilikipengalaman dari beragam jenis industri; (4) Menciptakan lingkungan baik ditingkat KAP maupun perikatan agar auditor dapat menumbuhkan skeptisismeprofesional yang tepat, serta meningkatkan sikap skeptisisme profesional auditor