Akibat Hukum Wanprestasi Terhadap Jual Beli Online Bonggol Tanaman Hias Yang Tidak Sesuai Perspektif Wahbah Az-Zuhaili (Studi Kasus Online Shop Di Kota Medan)

Wanprestasi yang dilakukan pihak penjual terhadap jual beli online bonggol tanaman hias menimbulkan akibat, dimana akibat itu adalah berupa ganti rugi. Ganti rugi sebagai bukti tanggung jawab pihak penjual terhadap wanprestasi yang dilakukan pihak penjual terhadap pembeli. Akibat wanprestasi ini pembeli mengalami kerugian materil dan immateril. Namun ganti rugi sebagai akibat wanprestasi yang diberikan pihak pembeli tidak sesuai dengan pernyataan Wahbah Az-Zuhaili. Inti permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah, faktor penyebab timbulnya wanprestasi terhadap jual beli online bonggol tanaman hias yang tidak sesuai perspektif Wahbah Az-Zuhaili di kota Medan, akibat hukum wanprestasi terhadap jual beli online bonggol tanaman hias yang tidak sesuai perspektif Wahbah Az-Zuhaili di kota Medan dan penyelesaian akibat hukum wanprestasi terhadap jual beli online bonggol tanaman hias yang tidak sesuai perspektif Wahbah Az-Zuhaili di kota Medan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui akibat hukum wanprestasi terhadap jual beli online bonggol tanaman hias yang tidak sesuai perspektif Wahbah Az-Zuhaili di kota Medan dan untuk mengetahui penyelesaian akibat hukum wanprestasi terhadap jual beli online bonggol tanaman hias yang tidak sesuai perspektif Wahbah Az-Zuhaili di kota Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian yuridis empiris dengan metode penelitian lapangan (field research) yang digabungkan dengan penelitian pustaka (library research). Berkaitan dengan tipe penelitian yang digunakan yakni yuridis empiris maka pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan status (case approach) dan menggunakan pendekatan konsep (conceptual approach). Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan studi dokumen. Akibat hukum wanprestasi terhadap jual beli online bonggol tanaman hias yang tidak sesuai adalah ganti rugi, sesuai penyataan Wahbah Az-Zuhaili yakni “Ketentuan umum yang berlaku pada ganti rugi dapat berupa : menutup kerugian dalam bentuk benda, seperti memperbaiki dinding. Memperbaiki benda yang dirusak menjadi utuh kembali seperti semula selama dimungkinkan, seperti mengembalikan benda yang telah dipecahkan menjadi utuh kembali. Apabila hal tersebut sulit dilakukan, maka wajib menggantikannya dengan benda yang sama (sejenis) atau dengan uang”. Namun pihak penjual tidak melakukan sebagaimana dengan pernyataan Wahabh Az-Zuhaili penjual harus menganti kerugian pembeli dengan barang yang sesuai atau dengan uang seharga barang tersebut