Analisis Semiotika Pada Kesenian Kuda Lumping Pandawa Sekeluargo Dalam Perspektif Komunikasi Islam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk semiotika denotasi, konotasi dan mitos yang ada di dalam kesenian kuda lumping Pandawa Sekeluargo yang berada di Jalan Bunga Wijaya Kusuma, Kelurahan Padang Bulan Selayang II, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, yang mana nantinya bentuk-bentuk tersebut akan dibandingkan dengan perspektif komunikasi Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif. Metode ini dilakukan terkait fenomena yang ada di lapangan dengan cara mengumpulkan data, terutama dari informan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian adalah grup kesenian kuda lumping Pandawa Sekeluargo. Hasil penelitian yang ditemukan peneliti sebagai berikut, menunjukkan bahwa makna di dalam kesenian kuda lumping beraneka ragam sesuai dengan bentuk-bentuk yang digunakan dari semiotika Roland Barthes yaitu bentuk denotasi, konotasi dan mitos. Alat musik bermakna sebagai pengumpul orang banyak. Tari persembahan kuda-kudaan bermakna sejarah kerajaan di Indonesia dan etos kerja. Tari persembahan barongan bermakna menggambarkan dua sifat dalam diri manusia yaitu sifat kebaikan dan kejahatan. Tari persembahan ganongan bermakna gambaran seseorang pemilik hati yang baik tetapi berwajah jelek. Atraksi kesurupan bermakna adanya makhluk lain di dunia ini yang tak kasat mata. Pandangan Islam terhadap kesenian kuda lumping Pandawa Sekeluargo menunjukkan adanya kesesuaian seperti tari persembahan kuda- kudaan, barongan dan ganongan dan ketidak sesuaian dengan ajaran Islam seperti alat musik yang digunakan dan atraksi kesurupan yang dipertontonkan jika dilihat dari sumber komunikasi Islam