Hukum Jual Beli Sayur Kangkung Berakar Perspektif Imam Syafi’i ( Studi Kasus Masyarakat Desa Ujung Batu Julu Kecamatan Ujung Batu Kabupaten Padang Lawas Utara)

Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana hukum jual beli sayur kangkung berakar perspektif Imam Syafi’i? Bagaimana penerapan masyarakat terhadap jual beli sayur kangkung berakar di Desa Ujung Batu Julu Kecamatan Ujung Batu Kabupaten Padang Lawas Utara? Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui hukum jual beliSayur Kangkung Berakar perspektif Imam Syafi’i. Untuk Mengetahui penerapan masyarakat terhadap Jual Beli Sayur Kangkung Berakar di Desa Ujung Batu Julu Kecamatan Ujung Batu Kabupaten Padang Lawas Utara. jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) dengan pendekatan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Imam syafi’i berkata: Setiap buah yang dapat dimakan itu boleh dijual, apabila ia sudah dapat dimakan; dan setiap yang belum dapat dimakan, jika telah tiba waktunya untuk dipetik,maka boleh dijual.Setiap yang dapat dipotong dari batangnya, seperti pohon qadhap, maka tidak boleh dijual, melainkan harus dipotong jika telah tiba waktunya.Demikian pula halnya setiap pohon yang dipotong batangnya, maka tidak boleh dijual kecuali dipotong (pangkalnya), sebagaimana halnya pada qadhab,sayur – mayur, pohon wangi – wangian, qashal dan yang lainnya Dari hasil penelitian yang dilakukan penerapan jual beli sayur kangkung yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Desa Ujung Batu Julu belum sepenuhnya berjalan tertib dan efisien hal ini dikarenakan penjual sayur kangkung menjualnya dengan berakar padahal Imam syafi’i tidak membolehkan menjual sayur kangkung berakar kalau tidak dipotong pangkalnya sebab akan merugikan dirinya sendir