Implementasi Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Sahabatqu Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) implementasi pendidikan karakter di Pondok pesantren Sahabatqu Yogyakarta, (2) nilai-nilai karakter yang ditanamkan kepada santri di Pondok Pesantren Sahabatqu Yogyakarta, (3) metode implementasi pendidikan karakter di Pondok Pesantren Sahabatqu Yogyakarta, (4) faktor pendukung dan penghambat implementasi pendidikan karakter di Pondok Pesantren Sahabatqu Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini berlokasi di Pondok Pesantren Sahabatqu, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Subjek penelitian dalam penelitian ini antara lain Direktur utama, Wadir kesantrian, Wadir ketahfidhan, ustad, dan santri. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitian yaitu peneliti sendiri yang didukung pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik purposive. Validitas data menggunakan triangulasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif model Miles and Huberman yang terdiri atas reduksi data, penyajikan data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan (1) implementasi pendidikan karakter dilakukan dengan integrasi dalam proses pembelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah; (2) nilai karakter yang ditanamkan kepada santri antara lain nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, mandiri, demokratis, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab; (3) metode implementasi pendidikan karakter yang diterapkan di Pondok Pesantren Sahabatqu Yogyakarta dilakukan dengan pembiasaan, keteladanan, pembinaan disiplin, pemberian hadiah, dan hukuman; (4) faktor pendukung implementasi pendidikan karakter di Pondok Pesantren Sahabatqu Yogyakarta antara lain adanya sekolah formal, guru yang profesional, sarana prasarana, dan lingkungan yang kondusif. Faktor penghambat antara lain santri baru bukan dari pesantren, sikap santri sulit di atur, dan santri masih melanggar peraturan pesantren