Implementasi Gerakan Literasi Sekolah untuk Membangun Habitus Menulis dan Membaca Siswa.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan; 1) persiapan sekolah dalam menerapkan Gerakan Literasi Sekolah; 2) pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah; 3) prestasi Gerakan Literasi Sekolah; dan 4) kendala dan upaya dalam pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Bantul. Subyek penelitian ini antara lain kepala sekolah, tim literasi, guru, dan siswa. Sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan konsep Milles, Huberman, & Saldana (2014) yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) persiapan sekolah dalam menerapkan Gerakan Literasi Sekolah dilakukan dengan membentuk tim literasi, menyiapkan fasilitas seperti sudut baca, pojok perpustakaan kelas, renovasi perpustakaan, majalah dinding literasi, poster literasi, dan program yang mendukung kegiatan literasi seperti sumbang buku, pendekatan buku, gebyar literasi, pelatihan tulis; 2) pada pelaksanaanya dibagi dalam tiga tahap yakni pembiasaan dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca, tahap pengembangan dilaksanakan melalui kegiatan presentasi dan menulis ulang secara singkat isi bacaan yang telah dibaca, serta kegiatan ekstrakulikuler penulisan karya ilmiah, dan tahap pembelajaran yaitu integrasi melalui berbagai metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif membaca dan menulis; 3) Prestasi dari program literasi yaitu meningkatnya minat baca, pemahaman materi pelajaran, buku hasil karya siswa, dan penghargaan literasi di tingkat regional dan nasional; 4) kendala yang muncul dalam pelaksanaan program literasi antara lain: a) kendala finansial, kendala ini diatasi dengan mengalokasikan dana sesuai kebutuhan; b) kurangnya konsistensi beberapa guru sains dalam berliterasi, kendala ini diatasi dengan memberikan sanksi berupa teguran lisan oleh kepala sekolah; c) kurangnya kesadaran siswa laki-laki dalam menjaga fasilitas penunjang literasi, kendala ini diatasi dengan memberikan sanksi untuk mengganti atau memperbaiki fasilitas yang telah dirusak. Saran untuk sekolah, sebaiknya mengalokasikan dana tambahan untuk pengembangan program literasi, semua guru hendaknya terlibat aktif dalam program literasi, seluruh siswa seharusnya bertanggung jawab dalam menjaga dan merawat fasilitas penunjang literasi