Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio), Dan Rasio Profitabilitas Untuk Mengukur Kinerja PT Win Med Indonesia Di Prambon, Sidoarjo

Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat baik atau tidak dinilai dari laporan keuanganya. Penilaian kinerja keuangan perusahaan dapat disimpulkan melalui (trend) garis kecenderungan dari tahun awal meneliti sampai tahun terakhir yang diteliti. Bentuk penilaian kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari rasio keuangan perusahaan. Dari hasil perhitungan rasio keuangan ini akan terlihat kondisi sehat atau tidak perusahaan yang bersangkutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan mengetahui bagaimana kinerja perusahaan dalam hal ini tentang keuangannya melalui hasil perhitungan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas periode 2015-2018 pada PT Win Med Indonesia di Prambon,Sidoarjo. Penilaian dalam analisa kinerja suatu (keuangan) perusahaan dapat dilakukan dengan membandingkan antar pos-pos atau akun yang terkait dalam laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan laba rugi. Dilihat dari rasio-rasio keuangan yang dihasilkan, hasil analisis rasio likuiditas terhadap rasio lancar sebesar 59,01 %, 31,00 %, 131,77 %, 90,74 % dan pada rasio cepat hasil analisis sama halnya dengan rasio lancar karena akun perhitungan persediaan tidak ada dalam neraca. Hasil analisis rasio solvabilitas pada rasio hutang atas modal sebesar 332,28 %, 353,71 %, 302,33 %, 199,04 % dan pada rasio hutang atas aktiva sebesar 143,05 %, 139,41 %, 75,14 %, 66,56 %. Hasil analisis rasio profitabilitas pada Gross Profit Margin sebesar 62,54 %, 55,09 %, 72,67 %, 72,30 %, pada Net Profit Margin sebesar 16,25 %, 8,52 %, 41,04 %, 5,72 %, pada Return on Assets sebesar 14,28 %, 9,29 %, 52,80 %, 7,55 %, dan pada Return on Equity sebesar 33,17 %, 23,57 %, 212,43 %, 22,60 %. Dari rasio-rasio yang dihasilkan, kinerja PT Win Med Indonesia selama periode 2015-2018 kurang begitu baik. Dari hasil analisis rasio yang ada, disarankan dalam pemanfaatan aktiva yang ada lebih optimal lagi guna menunjang kewajiban dan modal serta dalam pembiayaan operasional perusahaan biaya langsung maupun biaya tidak langsung (beban usaha) perlu adanya penekanan biaya menyangkut dengan beban pokok penjualan agar pencapaian laba yang diinginkan tidak jauh atau sesuai target (rencana) perusahaan