PERENCANAAN PAJAK PPH PASAL 21 SEBAGAI UPAYA UNTUK PENGHEMATAN HUTANG PAJAK PT. TANTO KARYA UTAMA DI SURABAYA

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang cukup penting dan digunakan untuk pembiayaan kepentingan umum. Berdasarkan data Kementrian Keuangan Republik Indonesia pada Januari 2018, pertumbuhan penerimaan pajak pada Januari 2018 mencapai 11,88 persen dengan pertumbuhan PPh Pasal 21 di atas 15 persen. Data tersebut menunjukan bahwa PPh Pasal 21 memiliki peran penting dalam perpajakan. Pajak memang merupakan sumber penerimaan bagi negara, namun pajak merupakan biaya bagi perusahaan, karena beban pajak akan mengurangi laba, maka dari itu wajib pajak memerlukan perencanaan pajak yang baik, tidak terkecuali pada PPh Pasal 21. Pada laporan keuangan PT. Tanto Karya Utama terdapat biaya gaji, tunjangan dan komponen lainnya yang merupakan objek PPh Pasal 21, namun dalam laporan keuangan secara fiskal, biaya seperti natura, pajak yang ditanggung oleh perusahaan tidak dapat dijadikan sebagai biaya dan harus dilakukan koreksi fiskal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan perencanaan pajak PPh Pasal 21 dan mengkaji tingkat efisiensi hutang pajak atas hasil penerapan perencanaan pajak PPh 21 pada PT. Tanto Karya Utama. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan data kuantitatif. Data yang digunakan pada penelitian ini berasal dari dokumentasi, observasi, dan wawancara pada objek penelitian atau yang terkait langsung dengan objek peneltian. Pada bagian akhir penelitian ini disimpulkan bahwa pemberian natura kepada karyawan sebenarnya tidak sesuai dengan perundang-undangan perpajakan sehingga sebaiknya perusahaan tidak menerapkannya. Penerapan perencanaan pajak yang paling tepat untuk PT. Tanto Karya Utama adalah dengan merubah pemberian natura dan sebagian gaji gokok menjadi pemberian tunjangan karena dengan demikian perusahaan dapat menghemat hutang pajak senilai 322.771.686 dengan tingkat efisiensi sebesar 10,29%