Praktik cukur gundul bagi santri putri di Pondok Pesantren Salafiah Az-Zuhri Ketileng Semarang: kajian living hadis

Skripsi ini berjudul “Praktik Cukur Gundul Bagi Santri Putri di Pondok Pesantren Salafiah Az-Zuhri Ketileng Semarang (Kajian Living Hadis)”. Pelaksanaan Praktik Cukur Gundul Bagi Santri Putri di Pondok Pesantren Salafiah Az-Zuhri Ketileng Semarang ini di lakukan ketika ada santri baru ataupun bagi santri yang kena takjir. Praktik ini bermula dari berdirinya Pondok Pesantren yang didirikan oleh Abah Syeh Saeful Anwar Zuhri Rosyid (almarhum), yang kini di teruskan oleh putra bungsunya yang bernama KH.M Lukman Hakim. Cukur gundul ini ditujukan untuk melebur dosa atau pensucian diri dan juga meneladani Sayidina Ali bin Abi Thalib. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui tentang tata cara praktik cukur gundul bagi santri putri di Pondok Pesantren Salafiah Az-Zuhri Ketileng Semarang karena berbeda pada cukur gundul pada umumnya. Selain itu juga untuk mengetahui manfaat dari praktik cukur gundul bagi santri putri yang dilakukan saat pertama masuk Pondok Pesantren. penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan fenomenologi. Yakni metode yang digunakan untuk mendeskripsikan, menginterpretasikan apa adanya, baik mengenai sejarah, kejadian atau peristiwa dalam situasi tertentu yang nampak. Dalam penelitian ini mengambil dari pengasuh, dan santri putri Pondok Pesantren Salafiah Az-Zuhri Ketileng Semarang sebagai objek penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Melalui tiga teknik tersebut peneliti menganalisis data-data yang dibutuhkan. Dalam senuah penelitian yang peneliti lakukan, terdapat hasil yang sesuai dengan yang peneliti harapkan. Hasil penelitian menunjukan bahawa: (1) Praktik cukur gundul bagi santri putri di Pondok Pesantren Salafiah Az-Zuhri Ketileng Semarang merupakan bentuk dari pensucian diri dan untuk meneladani Sayidina Ali . (2) Praktik cukur gundul bagi Santri Putri di Pondok Pesantren Salafiah Az-Zuhri Ketileng Semarang dimulai dari santri harus mandi taubat, menyebutkan namanya dan orangtuanya, sipencukur membaca Al-Fatikhah dalam hati, selama pencukuran berlangsung santri tersebut harus membaca Sholawat sampai pencukuran selesai, setelah selesai ditutup dengan Do’a. (3) Dengan adanya praktik cukur gundul bagi Santri Putri ini dapat meleburkan dosa, membuat ilmu cepat masuk ke otak, dan untuk meneladani Sayidina Ali bin Abi Thalib