PERSEPSI MASYARAKAT DAN PEMERINTAH TERHADAP WACANA PENUTUPAN LOKALISASI PASAR KEMBANG YOGYAKARTA

Prostitusi merupakan transaksi hubungan seksual yang berorientasi pada materi yang dijadikan sebagai komoditi pada suatu tempat atau lokalisasi prostitusi, Pasar Kembang atau yang lebih dikenal Sarkem merupakan salah satu lokalisasi yang terkenal di kota Yogyakarta terletak di Kampung Sosrowijayan Kulon. Kehadiran lokalisasi atau tempat prostitusi ini tentu rentan dengan stigma negatif. Semakin menjamurnya kegiatan prostitusi di Kampung Sosrowijayan Kulon, maka atas inisiasi relawan Perkumpulan keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dibentuklah sebuah komunitas Bunga Seroja yang untuk memudahkan pendataan dan pengecekan kesehatan terhadap Perempuan Pekerja Seks. Keberadaan lokalisasi Sarkem sejak lama telah menuai pro dan kontra di masyarakat, hingga muncul wacana pembubaran lokalisasi oleh pemerintah. Hal ini mendorong komunitas Bunga Seroja berperan aktif dalam melindungi hak perempuan pekerja seks yang berada di lokaliasasi Sarkem. Penelitian ini akan meneliti bagaimana persepsi masyarakat dan pemerintah serta Bunga Seroja dalam menanggapi wacana penutupan lokalisasi Sarkem di Kampung Sosrowoijayan Kulon. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Data diperoleh dari sumber data primer dan data sekunder. Dengan menggunakan tehnik wawancara dan observasi. Data yang diperoleh di lapangan dikaji melalui tiga tahap, yaitu tahap reduksi data, tahap display data dan verifikasi. Data dianalisis dengan menggunakan pendekatan sosiologis dengan menggunakan teori relasi kekuasaan perspektif Michel Foucault. Hasil penelitian ini menemukan bahwa komunitas Bunga Seroja selain berperan aktif terhadap pemberdayaan dan kesehatan perempuan pekerja seks yang berada di Kampung Sosrowijayan Kulon, komunitas ini juga aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan untuk tetap menjaga eksistensinya ditengah wacana penutupan lokalisasi. Konsep kekuasaan seksualitas perspektif Michel Foucault memiliki hubungan yang strategis. Penelitian ini mengunakan relasi kekuasaan dan seks perspektif Michel Foucault. Dalam hal ini untuk membedah hubungan dan efek yang muncul dari relasi setiap wacana kekuasaan seksualitas dalam wacana penutupan lokalisasi Pasar Kembang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis menyimpulkan adanya Relasi Kekuasaan Seksualitas dengan kegiatan yang berada di lokalisasi Pasar Kembang, kekuasaan dapat dilihat oleh beberapa bentuk Pertama Hubungan negatif, kedua instansi aturan ketiga siklus larangan keempat logika sensor kelima kesatuan perangkat