DINAMIKA REGULASI DIRI SEBAGAI RESEPSI ATAS TAHFIDZ QURAN DI PONDOK PESANTREN AR-ROBI’IYYAH MOJOKERTO

Penelitian skripsi ini adalah berkenaan dengan sebuah fenomena pelestarian orisinalitas teks Alquran dalam tradisi Tahfidz Alquran di Pondok Pesantren Putri ar-Robi‟iyyah Mojogeneng Jatirejo Mojokerto. Seluruh Santri yang menghafal Alquran di pesantren ini diwajibkan mentaati seluruh peraturan pesantren khususnya dalam bidang hafalan dengan sistem setoran yang sudah di tetapkan oleh pengasuh pesantren. Dan tetap diwajibkan mempelajari ilmu-ilmu syariat seperti fiqh, hadist, akhlaq dan lain sebagainya. Fokus pembahasan dalam penelitian skripsi ini adalah terkait dengan resepsi pelaksanaan hafalan Alquran dan bagaimana peranan regulasi santri huffadz dalam menghafal Alquran yang dilakukan oleh para santri tahfidz Pon.Pes ar-Robi‟iyyah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Kemudian pada tahap analisis menggunakan teoi regulasi diri yang ditawarkan oleh Albert Bandura. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah melalui observasi partisipatoris wawancara dan dokumentasi. Pada tahap deskriptif penulis akan menjelaskan secara detail tentang segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan hafalan Alquran seperti peraturan, sistem setoran dan lain-lain. Mengenai analisis data yag digunakan oleh penulis dalam skripsi ini adalah bentuk analisis deskripsi ekplikasi. Ekplikasi merupakan proses mengeksplisikan ungkapan responden yang masih bersifat implisit (tersirat). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Tahfidz Alquran di Pondok Pesantren ar-Robi‟iyyah dilaksanakan setiap hari Sabtu sampai Kamis mulai pukul 05.30 WIB. Dalam pelaksanaanya semua santri yang menghafal diwajibkan mulai dari Juz 30 sampai dianggap cukup oleh pengasuh, kemudian boleh dilanjutkan pada juz satu dan seterusnya. Pada tahap yang kedua ini ada tiga tahapan yang harus dilalui sebelum naik ke juz setelahnya. Tahapan pertama disebut Thobaqah al-Ula xvii (tingkat pertama), tahapan kedua disebut Thobaqoh as- Tsaniah, dan tahapan terakhir disebut Thobaqoh as- Tsalisah atau tes-tesan. Khusus hari selasa para santri diadakan Murottal bersama dengan pengasuh dan dibekali ilmu-ilmu tajwid. Tidak hanya Alquran yang menjadi kegiatan teman-teman santri, melainkan juga ilmu-ilmu syariat yang wajib diketahui oleh para huffadz di Pondok Pesantren ini, seperti bidang Fiqh mereka mempelajari fathl qorib, bidang akhlaq, ta‟lim al-Muta‟allim, ilmu alat, imrithi Sorof, ilmu Tafsir, Tafsir Jalalin. Dan ilmu yang lain. Ada beberapa upaya para santri dalam menghafal Alquran yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan ini. Pertama, meluruskan niat benar-benar mengharap ridlo Allah, kedua, tuntutan keluarga, ketiga, mengharap berkah, keempat, mencapai cita-cita dalam menghafal Alquran sekaligus memahami ilmu syariat Allah sebagai bekal beribadah, kelima berupaya menjadi pribadi yang lebih baik dengan meningkatkan ibadah melalui menghafal Alquran