KONSEP MAL DALAM AL-QUR’AN (Analisis Semantik Toshihiko Izutsu)

Konsep ma>l (harta) termasuk dalam al-Masalih al-Khamsah, yakni lima masalah yang harus dijaga. Perhatian al-Qur‟an terhadap harta tidak bisa dipandang sebelah mata, mengingat harta merupakan penopang dalam kehidupan manusia, disamping itu juga merupakan salah satu jalan menuju ketakwaan melalui aspek teologis seperti jihad harta dan menciptakan kesejahteraan sosial melalui infak, sedekah dan zakat. Sebaliknya, tidak sedikit dijumpai kekacauan dan polemik yang disebabkan oleh harta. Maka tidak heran di dalam al-Qur‟an kata ma>l terulang sebanyak 86 kali, tersebar dalam 38 surat dengan berbagai bentuk derivatifnya bentuk jamak sebanyak 25 kali dan bentuk tunggal sebanyak 61 kali. Di setiap ayat tentunya ditemui makna, objek dan latar belakang yang berbeda. Oleh sebab itu dibutuhkan pencarian serta pengelompokan ayat bahkan penelitian lebih jauh untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam. Setidaknya diketahui bagaimana pandangan dunia Qur‟ani mengenai harta itu sendiri. Selain itu, tidak sedikit manusia yang menjadikannya sebagai tujuan sehingga sampai lupa diri dan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan harta itu sendiri. Maka menjadi inpirasi tersendiri bagi penulis untuk mengkaji lebih dalam dan jauh lagi mengenai konsep ma>l dalam al-Qur‟an. Dalam skripsi ini, penulis mengungkapkan makna dan konsep yang terkandung di dalam kata ma>l yang terdapat di dalam al-Qur‟an dengan menggunakan analisis semantik yang dikembangkan oleh Tosihiko Izutsu. Semantik al-Qur‟an menurut Izutsu berusaha menyingkap pandangan dunia al-Qur‟an wentanschauung melalui analisis semantik terhadap kosakata atau istilah-istilah kunci al-Qur‟an. Proses yang dilakukan dalam penelitian ini adalah meneliti makna dasar dan makna relasional kata ma>l dengan menggunakan analisis sintagmatik dan paradigmatik, kemudian meneliti penggunaan kosakata ma>l pada masa periode pra-Qur‟anik, Qur‟anik dan pasca-Qur‟anik. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kata ma>l memiliki makna dasar condong, miring, cenderung dan kepemilikan sesuatu barang berharga secara utuh serta diartikan juga dengan harta benda. Adapun makna relasional dari sisi sintagmatik meliputi korupsi, zakat, infak, sedekah dan riba. Sedangkan sintagmatiknya konsep ma>l dihubungkan dengan kata Allah, yati>m, nafaqa, nafs, walad dan sebagainya. Padanan kata ma>l dalam al-Qur‟an yaitu khair, kanz, mata>’, qintha>r, qiya>man dan rizq. Transisi makna ma>l, pada era jahiliyah dimakanai hanya sebatas unta, sedangkan pada periode Qur‟anik kata harta mendapat perhatian penuh dari Allah melalui firman-firman-Nya. Pandangan dunia Qur‟ani terhadap konsep ma>l terpengaruhi oleh unsur-unsur etnis, letak geografis dan masyarakat pemakai konsep itu sendiri, hal ini berefek pada cakupan pemakaian kata ma>l tersebut. Dari semula hanya sebatas unta hingga pada masa al-Qur‟an turun cakupan pemakaian kata ini mejadi luas mencakup emas, perak, rumah, uang, tanah, pohon dan mungkin akan semakin luas dan berubah lagi. Karena suatu kata akan berubah jika peradaban dan para pemakainya-pun-berubah