KOPING RELIGIUS PADA LANSIA TERLANTAR STUDI PADA WARGA BINAAN DI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL LANJUT USIA/LKS LU MADANIA YOGYAKARTA

Adanya tekanan/stres yang berada dalam diri (intern) dan (ekstern) pada lansia terlantar melatarbelakangi penelitian ini. Ketika menghadapi tekanan/stres lansia terlantar cenderung melakukan respon/reaksi terhadap kejadian yang dalam khazanah psikologi dikenal dengan istilah koping. Selain menggunakan koping yang berfokus pada emosi dan berfokus pada masalah, lansia terlantar cenderung menggunakan koping religius dalam menghadapi tekanan/stres. Koping religius merupakan respon yang dilakukan individu selalu dengan berusaha selalu melibatkan Tuhan ketika menghadapi tekanan/stres. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tekanan/stres yang dialami lansia terlantar, mengetahui koping yang digunakan, dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi lansia terlantar menggunakan koping religius. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, karena data yang telah diperoleh didiskripsikan dan memberi makna dari hasil penelitian. Subyek dalam penelitian adalah lansia terlantar. Purposive sampling dengan bola salju merupakan tekhnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk pengumpulan data menggunakan obsevasi, wawancara dan dokumentasi. Analisa data menggunakan pendekatan fenomenologi dengan cara mereduksi data, penyajian dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lansia terlantar di Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia Madania Yogyakarta mengalami stres yang cenderung berat. Koping yang digunakan ialah koping berfokus pada masalah dan koping berfokus pada emosi. Adapun faktor yang mempengaruhi lansia terlantar menggunakan koping religius ialah menggunakan keyakinan yang kuat (dimensi ideologis), ibadah yang baik (dimensi ritualistik), mengalami pengalaman keagamaan (dimensi eksperensial, ilmu dan pengetahuan baik (dimensi intelektual dan menggunakan konsep konsekuensi keagamaan (dimensi konsekuensional). Strategi koping religius yang digunakan adalah collaborative, self-directing dan deferring dan bentuk koping yang digunakan adalah koping religius positif