KONFLIK PEMBANGUNAN RUMAH IBADAH (Studi Atas Resolusi Konflik dalam Pembangunan GBI Tlogosari Kota Semarang Jawa Tengah)

Konflik yang berkaitan dengan pembangunan rumah ibadah sering kali menjadi hambatan upaya dalam menciptakan kerukunan umat beragama. Seperti konflik yang terjadi dalam pembangunan GBI Tlogosari yang ada di kota Semarang yang merupakan salah satu contohnya dan konflik berlangsung selama lebih dari 20 tahun. Berangkat dari permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian untuk mengetahui apa yang menjadi latar belakang konflik yang terjadi di sekitar Gereja, mengapa terjadi lebih dari 20 tahun, dan resolusi konflik apa yang ditempuh dalam menyelesaikan konflik pembangunan GBI Tlogosari. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan merupakan penelitian lapangan (field research). Proses pengambilan data melalui observasi dan wawancara terhadap jemaat GBI Tlogosari, warga sekitar Gereja, serta pemerintah setempat yaitu pihak kelurahan. Teori yang digunakan adalah teori resolusi konflik integratif dengan menggunakan pendekatan keilmuan sosiologi konflik. Hasil dari penelitian dalam konflik pembangunan rumah ibadah yaitu pertama, penyebab konflik pembangunan GBI Tlogosari adalah adanya tuduhan dari warga sekitar Gereja yang merasa dicurangi oleh pihak Gereja yang memakai cara curang dalam memperoleh IMB (Izin mendirikan Bangunan) yaitu dengan memalsukan tanda tangan warga yang merupakan syarat memperoleh IMB. Warga sekitar Gereja yang khawatir jika keimanan mereka dapat terganggu apabila didirikan Gereja di wilayah tersebut. Kurangnya kesadaran untuk saling memahami cara berkomunikasi dan kesadaran hidup antarumat beragama menjadi penyebab terjadinya konflik berlangsung selama lebih dari 20 tahun. Dalam menyelesaikan konflik yang terjadi pada pebangunan rumah ibadah di GBI Tlogosari ditempuh dengan menggunakan Resolusi Konflik Keagamaan Integratif, yaitu resolusi konflik yang menggabungkan Resolusi Konflik Struktural dengan Resolusi Konflik Kultural