Perkawinan Poliandri: studi kasus di Desa Karanganyar Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mana pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara (interview) dan dokumentasi. Sedangkan proses analisis dilakukan dengan mendasarkan pada metode analisis deskriptif kualitatif. Kesimpulan dari penelitian penulis ini menunjukkan bahwa, pertama tentang bagaimana praktek perkawinan poliandri yang terjadi adalah suami pertama tidak mampu memberikan nafkah untuk keluarganya. Perkawinan dengan suami kedua dilakukan tanpa adanya perceraian dengan suami pertama. Pada mulanya, istri meminta cerai kepada suami pertama, akan tetapi suami tidak menghiraukannya, kemudian istri meminta izin untuk menikah lagi dan akhirnya suami mengizinkannya. Kedua, tentang adanya beberapa dampak yang terjadi karena perkawinan poliandri yakni dampak dari segi hukum, dampak dari segi sosiologis dan adanya dampak dari segi psikologis pelaku. Oleh sebab itu penulis sarankan, untuk suami pertama harus tegas, antara meneruskan pernikahan atau menceraikan istrinya. Kemudian untuk istri harus memutus pernikahan kedua karena sudah sangat jelas bahwa tidak sah. Dan untuk suami ke dua, harus memutuskan hubungan. Disaran juga bagi aparat desa dan masyarakat setempat, seharusnya bertindak dan memberikan sanksi sosial untuk kasus perkawinan poliandri tersebut agar tidak terulang kembali dan pelaku sadar dengan apa yang dilakukan karena hal tersebut dilarang dalam agama Islam