Respon masyarakat tentang pencitraan Radio Persada FM sebagai radio keagamaan: studi pada Desa Drajat Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan

Terdapat satu persoalan yang hendak dikaji dalam skripsi ini, yaitu : Bagaimana respon masyarakat Desa Drajat Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan tentang pencitraan keagamaan yang dibuat oleh Radio PERSADA FM. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang, Pertama, Bagaimana respon masyarakat didesa Drajat Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan, terhadap acara keagamaan pada radio PERSADA FM. Kedua, Bagaimana respon masyarakat didesa Drajat Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan dalam pencitraan radio PERSADA FM sebagai radio keagamaan. Untuk mengungkapakan persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deengan jenis penelitian deskriptif. Sesuai dengan persoalan tersebut maka teknik pengumpilan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan dokumenter. Untuk menegaskan keabsahan data maka dilakukan melalui meningkatkan ketekunan dan menggunakan bahan referensi. Setelah data terkumpul kemudian dianalisis secara induktif. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti, dari segi ide pencitraan keagamaan lewat Radio PERSADA FM, warga desa Drajat Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan bahwa acara-acara keagamaannya sudah bagus, dan pencitraan keagamaan yang dilakukan oleh radio PERSADA FM juga bagus. Karena pamahaman ilmu keagamaan yang akan memahamkan masyarakat mengenai ilmu-ilmu agama. Perbedaan asumsi ketika masuk di isi materi pencitraan keagamaan, ada yang berpendapat pencitraan keagamaan yang dibuat radio PERSADA FM masih sebagian kecil di lapangan belum memahaminya adapula yang langsung memahami informasi yang disampaikan oleh Radio PERSADA FM. Bertitik dari penelitian ini, beberapa saran yang dapat diberikan bagi Radio PERSADA FM untuk acara-acara dan pencitraan keagamaan selanjutnya, informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat agar lebih fokus dan tidak hanyak pengajian Prof, DR. KH. Abdul Ghofur saja, namun juga diadakan dialog tentang kegamaan supaya masyarakat wawasannya bisa bertambah