PEMIKIRAN ETIKA POLITIK AHMAD SYAFII MAARIF

Percaturan politik di Indonesia dewasa ini bisa dikatakan berada dalam situasi yang carut-marut dan tidak menentu. Pelbagai macam persoalan dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan kehidupan berpolitik. Mulai dari mental para politikus yang terlanjur dicap oleh masyarakat bermental preman, koruptor, dinasti politik dan lain-lain. Di sisi lain fenomena politik identitas juga menjadi tantangan dalam kehidupan kebangsaan Indonesia yang plural ini. Agama dijadikan legitimasi hanya untuk kepentingan politik kelompok.. Etika politik menjadi suatu kajian penting di tengah realitas kehidupan manusia kontemporer yang semakin kompleks. Terkait wacana etika politik, cendekiawan muslim Indonesia Ahmad Syafii Maarif adalah salah satu tokoh bangsa yang tidak pernah berhenti menyuarakan pentingnya etika dalam politik. Tujuan dari penelitian ini sendiri adalah untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etika politik, bagaimana pemikiran etika politik Ahmad Syafii Maarif serta relevansinya dalam konteks keindonesiaan. Penelitian ini bersifat kajian pustaka (library research) dengan pendekatan penelitian deskriptif-analisis. Penelitian ini berpijak pada kerangka teori fundamentalisme autentik yang dikemukakan oleh Sa'id al-Asymawi. Fundamentalisme autentik ini menggunakan critical approach (pendekatan kritik) dan tetap dalam bingkai humanisme ilahiah. Secara netral dan moderat, al-„Asymawy berpandangan tentang pentingnya penekanan pada aspek partisipasi aktif dan konstruktif manusia dalam politik, sekaligus menolak adanya politisasi agama yang dinilainya cenderung manipulatif dan provokatif. Adapun temuan dalam penelitian ini adalah etika politik merupakan pedoman orientasi dan pegangan normatif untuk menilai kualitas tatanan dan kehidupan politik dengan tolok ukur martabat manusia. Sementara dalam pemikiran etika politik Syafii, Al-Qur‟an serta Islam dalam konteks keindonesiaan menjadi landasan pemikirannya. Etika politik Ahamd Syafii Maarif menekankan pada nilai-nilai universal yang sejalan dengan ajaran Islam, yakni demokrasi, justice oriented (keadilan), pluralism, dan kesejahteraan. Nilai-nilai pada penerapannya sangat relevan dalam konteks keindonesiaan yang majemuk karena berorientasi pada prinsip-prinsip kemanusiaan