Analisis Efektivitas Mesin pada Proses Produksi Gula Kristal Putih Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE)

PG Modjopanggoong merupakan salah satu pabrik gula yang memproduksi gula kristal putih di bawah naungan PTPN X. Pada pelaksanaanya, PG diharuskan beroperasi selama 24 jam pada masa giling dikarenakan bahan baku tebu harus segera diolah. Akan tetapi pada kenyataannya, ada kendala yaitu kerusakan mesin yaitu Unplanned downtime terjadi lebih besar dari pada planned downtime yang dapat merugikan pihak perusahaan baik dari segi waktu maupun biaya. Selain itu terjadi defect pada produksi gula kristal putih dikarenakan faktor ICUMSA atau warna gula. Oleh karena itu perlu adanya evaluasi mengenai efektivitas mesin. Penelitian ini menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Six Big Losses. Dalam metode OEE langkah awal yaitu menghitung tiga faktor OEE yaitu availability rate, performance rate, dan rate of quality lalu menghitung OEE dengan mengalikan ketiga faktor tersebut. Langkah selanjutnya adalah menghitung six big losses untuk mencari kegagalan terbesar yang mempengaruhi efektivitas pada mesin. Selanjutnya, mencari faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas mesin menggunakan fishbone diagram. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata OEE dari stasiun gilingan sebesar 75.14%, stasiun pemurniaan sebesar 74.34%, stasiun penguapan sebesar 74.89%, stasiun masakan sebesar 74.89%, dan stasiun puteran sebesar 74.89%. Berdasarkan pegolahan data losses terbesar yang mempengaruhi adalah reduced speed losses (gilingan 22.86%, pemurnian 23.50%, penguapan 23.58%, masakan 23.66%, puteran 23.60%). Penyebab kegagalan pada faktor man adalah tidak menjalankan SOP dengan benar, pada aspek material banyak material lain masuk saat penggilingan, flokulan, susu kapur, dan belerang yang tidak tepat campurannya, penguapan kurang maksimal, BJB kecil, dan warna ICUMSA tinggi, pada aspek mesin, kerusakan dengan frekuensi besar yaitu pisau mesin cane cutter rusak, rusaknya pompa nira mentah dan timbulnya kerak pada pipa kapur dan belerang, rusaknya pompa vakum nira, dan saringan alat putar robek. Pada aspek metode tidak tepatnya suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh mesin