EKSPRESI IDENTITAS FANATISME PADA SUPORTER SEPAKBOLA LIGA DUA WILAYAH BARAT (STUDI KASUS: TIGA KELOMPOK SUPORTER PERSERANG FOOTBALLCLUB DI SERANG, BANTEN)

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan ekspresi identitas suporter sepakbola khususnya kelompok-kelompok suporter Perserang Football Club. Dimana kelompokkelompok suporter klub sepakbola lainnya sudah bisa menyatu, tetapi dikelompok suporter Perserang Football Club sampai saat ini tidak bisa bersatu karena perbedaan ekspresi identitas saat menonton pertandingan di Stadion. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data dari penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi dan memilih enam orang yang merupakan dua dari kelompok suporter SC Bois, dua orang kelompok suporter BlackLabell x Perserang dan dua orang kelompok suporter Bala Singandaru. Penulisan skripsi ini menggunakan konsep ekspresi identitas dan fanatisme untuk menganalisis tiga ekspresi identitas yang berbeda dari tiga kelompok suporter Perserang Football Club. Berdasarkan temuan data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada tiga ekspresi identitas yang berbeda dari tiga kelompok suporter Perserang Football Club. Kelompok suporter SC Bois berekspresi identitas casuals, BlackLabell x Perserang berekspresi identitas ultras dan Bala Singandaru berekspresi idenitas mania. SC Bois yang berekspresi identitas dengan casuals seperti fashion memakai pakaian branded dan aksinya menggunakan pyro show, BlackLabell x Perserang berekspresi identitas ultras dengan fashion yang serba hitam dan aksinya menggunakan choreography, Bala Singandaru berekspresi identitas mania dengan fashion mengikuti jersey dari Perserang Football Club dan menggunakan big banner di Stadion. Dari tiga ekspresi identitas yang berbeda ini menyebabkan adanya Fanatisme di Stadion. Analisis tentang bagaimana ketiga ekspresi identitas yang berbeda dari tiga kelompok suporter Perserang Football Club berdasarkan konsep Ekspresi Identitas dan Fanatisme, bahwa adanya makna fanatisme dari suporter itu sendiri yaitu dengan satu frekuensi dan berbeda frekuensi. Selain itu, ekspresi identitas dan fanatisme adalah sebuah keterkaitan yang tidak bisa dilepaskan