Intertekstualitas Lirik Lagu Jogja Hip-hop Foundation dalam Karya Seni Kontemporer

Perkembangan kota Jogja sebagai salah satu kota besar yang ada di Indonesia begitu terasa setiap tahunnya. Pembangunan fasilitas, infrastruktur, moda transportasi semakin tidak terkendali, akibatnya tata letak kota semakin padat ditambah dengan menjamurnya pembangunan hotel semakin membuat Jogja padat dan berhenti nyaman. Hal ini menyebabkan para pelaku seni (seniman) di Jogja mengekspresikan gugatan mereka melalui karya sebagai media refleksi dan penyadaran. Salah satunya Jogja Hip-Hop Foundation yang dikenal begitu bangga akan keistimewaan kota Jogja sangat kritis menanggapi isu ini. Seluruh kejadian penting yang terjadi di kota Jogja dikemas menjadi sebuah music bergenre Hip�Hop Jawa, terhitung tiga judul lagu JHF (“Jogja Istimewa”, “Jogja Ora Didol”, dan “Song of Sabdatama”) yang bertemakan Jogja dan diberi judul “The Trilogy Of Jogja”. Banyaknya perubahan yang terjadi di kota Jogja begitu terasa setiap tahunnya mengingat perupa mengunjungi Jogja setiap setahun sekali dalam momen mudik lebaran. Hal tersebut memicu perupa untuk melakukan serangkaian penelitian, perupa menggunakan pendekatan intertekstual untuk menginterpretasi lirik lagu dari album “The Trilogy Of Jogja” selanjutnya data tersebut diinterpretasikan melalui bahasa visual. Interpretasi lirik lagu disajikan dalam bentuk karya seni kontemporer yang mencakup seni instalasi graffiti dan kolase yang kemudian menjadi bahan kontemplasi dan refleksi perupa, serta untuk masyarakat sebagai bentuk apresiasi