RESPONS CENDEKIAWAN MUSLIM INDONESIA PADA PEMIKIRAN SOSIAL DAN POLITIK ALI SYARIATI (Studi Pada Empat Cendekiawan Muslim Indonesia Era Orde Baru: Amien Rais, Dawam Rahardjo, Azyumardi Azra, dan Jalaluddin Rakhmat)

Penelitian Ini bertujuan untuk membahas mengenai respons cendekiawan muslim Indonesia pada pemikiran sosial dan politik Ali Syariati pada era Orde Baru. Peneliti ingin melihat bagaimana kondisi politik dua negara, revolusi Iran dan Indonesia di masa Soeharto sangat mempengaruhi tokoh-tokoh cendekiawan muslim Indonesia untuk membaca, menerjemahkan, dan mendiskusikan buku-buku Ali Syariati. Peneliti fokus kepada empat cendekiawan muslim Indonesia yaitu Amien Rais, Dawam Rahardjo, Azyumardi Azra, dan Jalaluddin Rakhmat. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dengan mengumpulkan berbagai teks dari sumber primer maupun sekunder. Sumber primer berasal dari tulisan-tulisan Ali Syariati dan empat cendekiawan muslim Indonesia, sementara sumber sekunder berasal dari tulisan-tulisan orang lain yang terkait dengan penelitian ini. Peneliti juga melakukan wawancara untuk verifikasi dan memenuhi kelengkapan data. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosiologi pengetahuan Karl Mannheim. Di mana sosiologi pengetahuan membantu peneliti untuk membaca pemikiran Ali Syariati, Amien Rais, Dawam Rahardjo, Azyumardi Azra, dan Jalaluddin Rakhmat lewat latar belakang sosio-historis mereka. Hasil penelitian ini menunjukan pada tahun 80-an setelah revolusi Iran terjadi, pemikiran Ali Syariati mulai diminati oleh Amien Rais, Dawam Rahardjo, Azyumardi Azra, dan Jalaluddin Rakhmat. Cara mereka merespons pemikiran Ali Syariati berbeda-berbeda. Amien Rais menerjemahkan buku Tugas Cendekiawan Muslim yang kemudian sangat populer di kalangan mahasiswa. Dawam Rahardjo melakukan diskusi dan banyak mengutip pemikiran Ali Syariati. Azyumardi Azra memperkenalkan Ali Syariati kepada masyarakat umum lewat tulisan dan seminar. Jalaluddin Rakhmat bekerja sama dengan Mizan menerbitkan dan menerjemahkan karya Ali Syariati. Ketertarikan para cendekiawan muslim Indonesia pada pemikiran Ali Syariati disebabkan karena revolusi Iran yang dianggap sebagai kemenangan Islam melawan tirani. Ketertarikan terhadap para pemikir Iran adalah bentuk perlawanan terhadap Soeharto yang dianggap kepemimpinannya mirip dengan Syah Reza Pahlevi. Iran dijadikan model kemenangan melawan penguasa yang otorite