RELIGIOUS CULTURAL IDENTITY IN BILINGUAL PICTURE BOOK

Munculnya ragam cerita anak modern yang lebih menarik di barat mendorong para penulis untuk berinovasi dengan cara menggabungkan cerita dengan tema princess yang banyak diminati dan memasukkan unsur agama kedalamnya. Penelitian ini dibuat untuk membahas identitas budaya keagamaan dalam aspek naratif dan visual buku anak bergambar tersebut, menggunakan analisis deskriptif untuk mendapatkan hasil yang lebih terperinci. Berdasarkan analisis penelitian dengan teori Identitas Stuart Hall dan teori Pasca-Islamisme sebagai konteks, penulis menemukan bahwa cerita disajikan secara menarik dari segi visual dan kaya dalam nilai budaya keagamaan serta telah disesuaikan dengan target pembaca, seperti keberagaman, kepemimpinan, cinta ilmu pengetahuan dan sopan-santun. Literatur visual anak Islam masa kini tidak lagi hanya mengedepankan aspek spiritual seperti menghafalkan ayat suci dan beribadah, namun disertai juga dengan pemberian contoh dalam kehidupan sehari-hari. ********* The appearance of the western’s more modernistic children's book causes muslim authors to make an innovation in visual literature by incorporating the preferably princess-themed stories with the religious values. This study is conducted to examine religious cultural identity in the narrative and visual aspects of the picture book, using descriptive analysis to obtain more detailed results. Using Stuart Hall's Identity theory and Post-Islamism theory as context, the result shows that the stories are presented in a more engaging way visually. Besides, the stories have rich religious cultural values which has been made relevant to the target audience, such as diversity, leadership, love for knowledge and politeness. Visual literature of muslim kids nowadays is no longer embedded to the routine of memorizing the holy verses, but is also complemented with the sample application in daily life