STANDARDISASI TENGKLENG DARI PROVINSI JAWA TENGAH

*ABSTRAK* Tugas akhir ini merupakan penulisan tugas akhir yang bertujuan untuk mendapatkan formula standar terbaik Tengkleng Solo dari provinsi Jawa Tengah. Beredarnya resep Tengkleng dari Provinsi Jawa Tengah dimasyarakat menyebabkan tidak adanya resep baku yang digunakan untuk mengolah hidangan tersebut. Berdasakan permasalahan yang ada, maka diperlukannya proses standardisasi resep Tengkleng dari Provinsi Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam proses standardisasi ini adalah eksperimen dengan teknik melakukan uji coba resep yang dilakukan beberapa kali sampai menemukan formula terbaik. Uji coba resep dilakukan sebanyak dua kali, dimana pada saat melakukan uji coba tersebut melibatkan dosen pembimbing dan dua dosen validator atau panelis ahli. Uji coba dilakukan di rumah penulis. Terdapat 7 perlakukan pada produk ini yang meliputi : aspek warna, aspek aroma bumbu, aspek aroma rempah, aspek rasa, aspek kelembutan tekstur daging kambing, aspek konsistensi cairan Tengkleng, dan komposisi bumbu dan cairan. Berdasarkan skala uji organoleptic yang dilakukan dua panelis ahli maka hasil validasi kualitas Tengkleng dari Provinsi Jawa Tengah adalah : aspek warna mendapatkan rata-rata 3,5 dengan skala kuning, pada aspek aroma bumbu mendapatkan rata-rata 4 dengan skala beraroma tidak langu, pada aspek aroma rempah mendapatkan rata-rata 4 dengan skala beraroma rempah, pada aspek rasa mendapatkan rata-rata 4 dengan skala rasa gurih, pada aspek kelembutan tekstur daging kambing mendapatkan rata-rata 4 pada skala daging ketika dimakan lembut, pada aspek konsistensi cairan Tengkleng mendapatkana rata-rata 3 dengan skala cairan tidak kental. Harga jual Tengkleng dari Provinsi Jawa Tengah untuk 1 porsi menggunakan kenaikan 50% dengan harga Rp. 49.600. *ABSTRACT* This final project is a final project that aims to get the best standardized formula for Tengkleng Solo from the province of Central Java. The circulation of the Tengkleng recipe from Central Java Province in the community causes the absence of a standard recipe used to process the dish. Based on the existing problems, it is necessary to standardize the Tengkleng recipe from Central Java Province. The method used in this standardization process is an experiment with the technique of conducting recipe trials which are carried out several times to find the best formula. The recipe trial was carried out twice, where at the time of the trial it involved a supervisor and two validator lecturers or expert panelists. The trial was carried out at the author's house. There are 7 treatments for this product which include: color aspect, spice aroma aspect, spice aroma aspect, taste aspect, mutton texture softness aspect, Tengkleng liquid consistency aspect, and seasoning and liquid composition. Based on the organoleptic test scale carried out by two expert panelists, the results of the validation of the quality of Tengkleng from Central Java Province are: the color aspect gets an average of 3.5 with a yellow scale, on the spice aroma aspect it gets an average of 4 with a scale that is not unpleasant, on the the aroma of spices gets an average of 4 with a spice-flavoured scale, on the taste aspect it gets an average of 4 with a savory taste scale, on the aspect of softness of the texture of mutton gets an average of 4 on the meat scale when eaten soft, on the aspect of consistency of liquid Tengkleng gets average -3 on a non-viscous liquid scale. The selling price of Tengkleng from Central Java Province for 1 serving uses a 50% increase at a price of Rp. 49.600