STUDI LIVING QUR’AN: AMALAN SERIBU SHALAWAT DI PONDOK PESANTREN BUSTANU USYAQIL QUR’AN KALIWUNGU NGUNUT TULUNGAGUNG

Abstrak: Penelitian ini mengkaji tentang amalan Seribu shalawat di Pondok Pesantren Bustanu Usyaqil Qur’an Kaliwungu Ngunut Tulungagung. Fokus penelitiannya adalah untuk medeskripsikan bagaimana praktik dan makna pengamalan seribu Shalawat di pesantren tersebut. Dengan menggunakan pendekatan fenomenologi, penelitian ini bersifat deskriptif dan kualitatif yaitu penelitian untuk mendapatkan deskripsi tentang suatu praktek Living Quran di dalam masyarakat tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, pembacaan seribu shalawat dilakukan setiap malam hari setelah setoran hafalan al-Qur’an dengan diawali tawasul kepada nabi dan dilanjutkan dengan pembacaan seribu shalawat secara bersama-sama. Kedua, makna yang ditemukan dari praktik ini adalah makna obyektif, ekspressif dan dokumenter. Makna obyektif berupa praktik pembacaan seribu shalawat yang lahir dan terus dilembagakan di dalam komunitas Pesantren Bustanu Usyaqil Qur’an Kaliwungu Ngunut Tulungagung. Amalan seribu shalawat yang berawal dari suatu kewajiban, menjadikan para santri terbiasa. Makna ekspressifnya adalah bahwa dari amalan ini pelaku berharap untuk mendapatkan ketenangan hati, kemudahan rezeki, keberkahan hidup dan syafaat dari nabi. Makna dokumenternya adalah bahwa amalan seribu shalawat di pondok pesantren menjadi suatu kebiasaan kegiatan keagamaan yang tertanam dalam diri pelaku serta dilakukan dalam kehidupan sehari-hari kelak ketika keluar dari pondok pesantren. Kata Kunci: Living Qur’an, Amalan Seribu Shalawat, Sosiologi Pengetahua