TRADISI DANDANI MANTEN DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Mojosari Kecamatan Kras Kabupaten Kediri)

ABSTRAK Nur Zein Pratama BN, 17102173137, Tradisi Dandani Manten Ditinjau dari Hukum Islam (Studi Kasus di Desa Mojosari Kecamatan Kras Kabupaten Kediri), Jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI), Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum (FASIH) Institut Agama Negeri (IAIN) Tulungagung, Pembimbing: Dr. Ahmad Musonnif, M.H.I Kata Kunci: Tradisi, Dandani Manten, Hukum Islam. Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya suatu tradisi yang biasa dilakukan di Desa Mojosari Kecamatan Kras Kabupaten Kediri. Tradisi ini ialah tradisi Dandani Manten, yang mana tradisi ini adalah tradisi yang diadakan atau dilakukan seseorang agar mendapatkan seorang pasangan atau jodoh. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pelaksanaan tradisi dandani manten di Desa Mojosari Kecamatan Kras Kabupaten Kediri? 2) Bagaimana pandangan masyarakat Desa Mojosari mengenai pelaksanaan tradisi dandani manten di Desa Mojosari Kecamatan Kras Kabupaten Kediri? 3) Bagaimana tinjauan hukum islam terhadap pelaksanaan tradisi dandani manten di Desa Mojosari Kecamatan Kras Kabupaten Kediri? Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengetahui pelaksanaan tradisi dandani manten di Desa Mojosari Kecamatan Kras Kabupaten Kediri. 2) Mengetahui pandangan masyarakat Desa Mojosari mengenai pelaksanaan tradisi dandani manten di Desa Mojosari Kecamatan Kras Kabupaten Kediri. 3) Mengetahui tinjauan hukum islam terhadap pelaksanaan tradisi dandani manten di Desa Mojosari Kecamatan Kras Kabupaten Kediri. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk penelitian ini adalah dengan cara wawancara dan dokumentasi. Kemudian teknik analisa data yang digunakan peneliti adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Pelaksanaan tradisi dandani manten terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya:seorang dandan menghubungkan antara pihak laki-laki dan perempuan, kemudian diantara keduanya saling nontoni (bertatap muka) atau berkenalan, kemudian jika sudah cocok dipertemukan antara kedua belah keluarga untuk membahas kelanjutan dari hubungan tersebut. 2) Menurut keyakinan masyarakat tradisi dandani manten merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pasangan atau jodoh, dan juga tradisi ini adalah warisan dari para leluhur yang sebaiknya dilestarikan atau tetap digunakan sebagai salah satu alat yang digunakan dalam mencari pasangan atau jodoh, dan juga tradisi ini sifatnya adalah untuk saling tolong menolong dalam hal kebaikan, dan tradisi ini merupakan sarana untuk saling mengenal antar individu. 3) Ditinjau dari hukum islam tradisi dandani manten termasuk ke dalam ‘urf shahih yang bisa untuk dilestarikan dikarenakan tradisi ini tidak bertentangan dengan agama, tidak melanggar norma kesopanan dan memiliki budaya yang luhur. Dan Terdapat kesamaan antara praktik dandani manten dan ta’ruf, kesamaanya ialah antara praktik tradisi dandani manten dan ta’aruf di saat bertemu diantara kedua calon sama-sama di dampingi oleh seseorang, kalau di praktik tradisi dandani manten saat nontoni (bertatap muka) didampingi oleh seorang dandan, sementara di ta’aruf di dampingi oleh mahram atau pihak keluarga, yang mana keduanya sama-sama sebelum menikah tidak boleh berduaduaan diantara keduanya