TRADISI NYADRAN DI POHON BERINGIN SEBELUM MENGGELAR ACARA PERNIKAHAN MENURUT PANDANGAN TOKOH AGAMA DAN HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa Sambijajar Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung)

ABSTRAK Eka Fitrie Nur ‘Afidah, 12102173099, Tradisi Nyadran di Pohon Beringin Sebelum Menggelar Acara Pernikahan Menurut Pandangan Tokoh Agama dan Hukum Islam (Studi Kasus Di Desa Sambijajar Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung), Jurusan Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum, IAIN Tulungagung, 2021, Pembimbing: Dr. H. M. Saifudin Zuhri, M. Ag., Kata Kunci: Hukum Islam, Pernikahan, Tokoh Agama, Tradisi Nyadran Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena tradisi nyadran di pohon beringin sebelum menggelar acara pernikahan, dimana tradisi ini masih dilakukan oleh sebagian masyarakat di Desa Sambijajar Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung. Dalam pelaksanaannya dilakukan dengan membawa sejumlah makanan untuk acara kenduri guna melakukan do’a bersama untuk arwah leluhur, selain itu juga untuk meminta do’a keselamatan dan kelancaran acara pernikahan yang akan digelar. Rumusan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pelaksanaan tradisi nyadran di pohon beringin sebelum menggelar acara pernikahan di Desa Sambijajar Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung?, 2) Bagaimana pandangan tokoh agama desa mengenai tradisi nyadran di pohon beringin sebelum menggelar acara pernikahan di Desa Sambijajar Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung?, 3) Bagaimana pandangan hukum islam tentang tradisi nyadran di pohon beringin sebelum menggelar acara pernikahan? Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan jenis penelitian lapangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dari studi dilapangan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan untuk teknik analisa data menggunakan reduksi data, pemaparan data, pengecekan keabsahan data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini yaitu: 1) Pelaksanaan tradisi nyadran di pohon beringin sebelum menggelar acara pernikahan di Desa Sambijajar Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung dilakukan oleh masyarakat desa Sambijajar ketika akan mempunyai hajat pernikahan dimana tradisi ini dilakukan di pohon beringin yang dianggap keramat oleh warga desa. Dalam prakteknya, pelaksanaan tradisi nyadran ini bertujuan untuk mendoakan arwah sesepuh/leluhur kemudian juga meminta do’a keselamatan dan kelancaran acara yang akan digelar kepada Allah SWT. 2) Mayoritas tokoh agama yang ada di desa Sambijajar berpendapat bahwa tradisi nyadran di pohon beringin sebelum menggelar acara pernikahan boleh dilaksanakan selama tidak bertentangan dengan agama islam. Selain sebagai bentuk ungkapan permohonan do’a kepada Allah, pelaksanaan tradisi ini dapat digunakan sebagai pelestarian tradisi/budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu. 3) Ditinjau dari hukum islam mengenai tradisi nyadran sebelum menggelar acara pernikahan itu boleh, sebab segala perbuatan yang dianggap baik oleh umat islam maka hal tersebut juga baik disisi Allah. Tradisi ini tergolong dalam kategori ‘urf shahih yang memiliki kedudukan boleh dilestarikan, karena tradisi sendiri dapat dijadikan sebagai hukum (al-‘adat almukkamah)