KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB WASHOYA AL-ABAA' LIL ABNAA' KARYA SYAIKH MUHAMMAD SYAKIR AL-ISKANDARI

Skripsi dengan judul “Konsep Pendidikan Akhlak dalam Kitab Washoya Al-Abaa’ Lil Abnaa’ Karya Syaikh Muhammad Syakir Al-Iskandari” ini ditulis oleh Yulia Rani Nur Rohmah, NIM. 12201173097, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Tulungagung, yang dibimbing oleh Dr. Hj. St. Noer Farida Laila, MA. Kata Kunci: Konsep Pendidikan Akhlak, Washoya Al-Abaa’ Lil Abnaa’ Sepanjang sejarah, perilaku atau akhlak manusia selalu menjadi perhatian dan menjadi permasalahan utama manusia terutama dalam rangka pembentukan peradaban. Bahkan di zaman modern seperti saat ini, akhlak masih menjadi tolak ukur untuk menilai seseorang. Oleh karena itu, perhatian Islam terhadap pendidikan akhlak anak sangat besar. Mendidik dan menuntun anak agar menjadi manusia yang berakhlak mulia merupakan kewajiban bagi para orang tua dan pendidik. Dan untuk mengajarkan akhlak pun, orang tua atau pendidik perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap konsep-konsep pendidikan akhlak. Saat ini, referensi tentang materi-materi akhlak khususnya dalam pendidikan formal masih sangat terbatas dan cenderung tidak variatif. Namun berbeda halnya dengan pendidikan non formal seperti madrasah diniyah atau pesantren. Lembaga pendidikan non formal ini banyak mengajarkan materi-materi akhlak melalui kitab-kitab akhlak yang disusun oleh para ulama. Diantara banyak kitab-kitab akhlak, kitab Washoya Al-Abaa’ Lil Abnaa’ menjadi kitab akhlak dasar yang sangat populer dikalangan santri yang baru menempuh pendidikan tingkat awal di pesantren dan madrasah diniyah. Kitab ini dikarang oleh ulama Mesir terkenal yakni Syaikh Muhammad Syakir Al-Iskandari. Kitab Washoya Al-Abaa’ Lil Abnaa’ lahir sekitar awal abad ke-20 dan hingga saat ini masih terus digunakan sebagai mata pelajaran dan sumber referensi yang membahas khusus tentang pendidikan akhlak. Penelitian ini berfokus pada bagaimana konsep pendidikan akhlak kepada Allah Swt. dan kepada sesama manusia dalam kitab Washoya Al-Abaa’ Lil Abnaa’. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan konsep pendidikan akhlak kepada Allah Swt. dan konsep pendidikan akhlak kepada sesama manusia menurut pandangan Syaikh Muhammad Syakir Al-Iskandari dalam kitab Washoya Al-Abaa’ Lil Abnaa’. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan (library research). Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari kitab Washoya Al-Abaa’ Lil Abnaa’ yang didukung dengan data sekunder berupa kitab, buku, jurnal, dan karya-karya ilmiah lain yang relevan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumentasi. Adapun untuk menganalisis hasil penelitian menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Peneliti menggunakan teknik analisis isi (content analisys) untuk menekankan pada analisis ilmiah tentang isi pesan atau komunikasi. Dan untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini, menggunakan teknik verifikasi (kritik sumber) melalui kritik ekstern untuk mencari keaslian (keotentikan) sumber yang didapatkan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kitab Washoya ini memiliki konsep pendidikan akhlak yang masih sama dan sejalan dengan konsep pendidikan akhlak yang terdapat dalam kitab-kitab lain yang digunakan dan diajarkan di pesantren hingga saat ini. Beberapa konsep pendidikan akhlak kepada Allah Swt.dan konsep pendidikan akhlak kepada sesama manusia dalam kitab Washoya yakni antara lain: 1) konsep berakhlak kepada Allah Swt. yang meliputi bertaqwa, bertaubat, sabar, syukur, dan tawakkal (berserah diri); 2) konsep pendidikan akhlak kepada sesama manusia yang meliputi: a) akhlak kepada Rasulullah Saw. yakni perintah untuk selalu patuh dan taat terhadap Rasulullah Saw. dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya; b) akhlak kepada kedua orang tua yakni perintah untuk patuh dan taat kepada mereka dan larangan untuk mendurhakai kedua orang tua; c) akhlak kepada guru yakni dengan menerima dan mendengarkan nasihat yang disampaikannya, mengamalkan apa yang telah diajarkan guru dalam kehidupan sehari-hari, taat dan patuh terhadap perintahnya yakni untuk berkelakuan baik, menghormati guru, menjadikan guru sebagai suri tauladan; d) akhlak kepada sahabat (saudara Muslim) yakni meliputi larangan untuk saling menyakiti, larangan untuk saling mendesak saat duduk untuk belajar dalam satu majlis, larangan merendahkan dan meremehkan kemusykilan teman ketika belajar, anjuran untuk saling menghargai teman sekamar, dan anjuran untuk saling tolong-menolong