KAUM TERTINDAS DALAM AL-QUR'AN (Telaah Tafsir al Ibriz Karya KH Bisri Mustofa)

Ibrīz karta KH Bisri Mustofa)” ini ditulis oleh Makhdum Ibrahim, NIM 17301163042, dengan Dosen Pembimbing Adrika Fitrotul Aini M. Ag. Kata Kunci: Alquran, Kaum Tertindas, Tafsir al-Ibriz. Penindasan adalah suatu kegiatan yang menggunakan kekerasan, ancaman, paksaan untuk mengintimidasi orang lain. Penindasan bukan hal yang baru, melainkan sudah ada sejak zaman dahulu. Di Nusantara kala itu, yang masih belum muncul negara Indonesia, penindasan sudah terjadi sejak zaman kerajaan dan berlangsung hingga zaman sekarang atau reformasi. Masa reformasi datang menjadi harapan baru bagi Indonesia, namun penindasan yang terjadi malah semakin banyak, terhadap fisik ataupun non fisik. Penulis berupaya mengkaji ayat-ayat tentang kaum tertindas dalam Tafsir Al-Ibrǐz karya KH Bisri Mustofa. Karya ilmiah ini ditulis pada mulai berkembangnya peradaban di Jawa setelah masa kolonial belanda dan jepang. Ditulis dengan bahasa jawa yang menjadi upaya KH Bisri Mustofa membumikan Alquran di Jawa yang menjadi pusat peradaban kala itu. Kajian ini dapat dijadikan tinjauan mengenai kaum-kaum tertindas dan berupaya untuk mengurangi penindasan yang ada di Indonesia. Pada Tafsir al-Ibrīz, KH. Bisri mustofa memberikan pendidikan kepada Masyarakat Indonesia kala itu, unuk mengurangi penindasan di Indonsesia melalui pendidikan. Adapun rumusan masalah penelitian ini yakni: 1. Bagaimana KH Bisri Mustofa menafsiran ayat tentang kaum tertindas pada Tafsir al-Ibrīz? 2. Bagaimana implikasi penafsiran Tafsir al-Ibrīz tentang ayat kaum tertindas pada masyarakat Indonesia saat ini? Untuk mengetahui lebih dalam ayat tentang kaum tertindas pada Tafsir al- Ibrīiz peneliti menggunakan penelitian berjenis kualitatif yaitu penelitian dengan cara dokumentasi dan untuk menganalisis suatu data, penulis menggunakan metode deskriptif, yakni mendeskripsikan sumber data untuk memperoleh hasil yang terfokus dan analitis. Untuk mengkaji ayat-ayat kaum tertindas pada Tafsir al-Ibrīiz menggunakan pemikiran dua tokoh islam, yakni Farid Essack dan Asghar Ali Engineer. Adapun hasil penelitian ini ada 2 yakni pertama, Penulisan Tafsir Al-Ibrīz ini adalah salah satu upaya KH Bisri untuk membumikan Alquran di masyarakat jawa khususnya. Dalam upaya ini, KH Bisri Mustofa memeberikan Tanbīhūn, Faidah, Muhimmah untuk menjelaskan ayat yang masih global. KH Bisri mengaharapkan berkembangnya ilmu pendidikan, karena pendidikan menjadikan manusia berkembang maju. Apabila pendidikan tidak dikuasi masyarakat, maka masyarakat itu hanya menjadi korban penindasan secara struktural atau non- struktural. KH Bisri memberikan simpati pada korban penindasan dengan menjelaskan ayat Alquran dengan membela kaum yang lemah. (temuan- faktorpendidikan) Kedua, penindasan terjadi disebabkan oleh dua faktor. Pertama, faktor internal, fator internal terjadi karena kurangnya SDM yang dimiliki kaum tertindas, dan tidak adanya kemauan untuk memperbaiki diri. Kedua, faktor eksternal, faktor ekstenal terjadi karena kuatnya kekuatan dari luar, sehingga menekan kaum lemah dan si kuat yang ‘nakal’ menindas yang lemah. Maka dari itu, ayat-ayat tentang kaum tertindas penting untuk dipahami, agar SDM menjadi baik sehingga tidak mengundang kaum kuat untuk menindas, dan sebaliknya, agar kaum kuat tau posisi dirinya adalah pelindung bagi kaum lemah