ANALISIS PROSES BERFIKIR KREATIF SISWA BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIS DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATERI POLA BILANGAN SISWA KELAS VIII SMPN 2 BESUKI TULUNGAGUNG

ABSTRAK Ramadhan, Aswar Amiru. 2020. Skripsi dengan judul “Analisis Proses Berfikir Kreatif Siswa Berdasarkan Kemampuan Matematis Dalam Memecahkan Masalah Materi Pola Bilangan Siswa Kelas VIII SMPN 2 Besuki Tulungagung” dibimbing oleh Dr. Sutopo, M. Pd. Kata Kunci : Berpikir Kreatif, Pemecahan Masalah. Berpikir kreatif adalah suatu kebiasaan dari pemikiran yang tajam dengan intuisi, menggerakkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru, membuka selubung ide-ide yang menakjubkan dan inspirasi ide-ide yang tidak diharapkan. Dalam berpikir kreatif, seseorang cenderung mempunyai gagasan-gagasan baru yang dituangkan dalam ide-ide kreatif untuk menyelesaikan sebuah hal (masalah). Penlitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa berdasarkan kemampuan matematis tinggi dalam memecahkan masalah materi pola bilangan siswa kelas VIII SMPN 2 Besuki Tulungagung. (2) Untuk mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa berdasarkan kemampuan matematis sedang dalam memecahkan masalah materi pola bilangan siswa kelas VIII SMPN 2 Besuki Tulungagung. (3) Untuk mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa berdasarkan kemampuan matematis rendah dalam memecahkan masalah materi pola bilangan siswa kelas VIII SMPN 2 Besuki Tulungagung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data menggunakan tes, wawancara, observasi dan dokumentasi. Tes tertulis diikuti oleh 23 siswa kelas VIII B SMPN 2 Besuki Tulungagung dengan 2 butir soal, yang kemudian dipilih 6 siswa untuk menjadi subjek penelitian yang mewakili siswa dengan kemampuan matematis tinggi, sedang, dan rendah dimana observasi dan dokumentasi digunakan sebagai data penunjang. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: (1) Proses berpikir kreatif siswa berdasarkan kemampuan matematis tinggi memenuhi 3 aspek indikator berpikir kreatif menurut Siswono, yaitu kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan, (2) Proses berpikir kreatif siswa berdasarkan kemampuan matematis sedang hanya memenuhi 2 aspek indikator berpikir kreatif menurut Siswono, yaitu fleksibilitas dan kebaruan. (3) Proses berpikir kreatif siswa berdasarkan kemampuan matematis rendah hanya memenuhi 1 aspek indikator berpikir kreatif menurut Siswono, yaitu kebaruan