KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTSN 6 TULUNGAGUNG

ABSTRAK Skripsi dengan judul “Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Menyelesaikan Soal Open Ended Ditinjau Dari Kemampuan Matematika Siswa Kelas VIII di MTsN 6 Tulungagung” ini ditulis oleh Suci Wulandari, NIM 17204163103, Jurusan Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Tulungagung yang dibimbing oleh Nur Cholis, S.Pd.I, M.Pd. Kata Kunci: Kemampuan Berpikir kreatif, Soal open ended, Kemampuan Matematika Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih adanya beberapa siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif sangat minim. Kemampuan berpikir kreatif merupakan suatu proses yang digunakan ketika mendatangkan atau memunculkan suatu ide baru. Banyak siswa masih enggan untuk menyelesaikan masalah matematika dengan cara yang berbeda. Soal open ended merupakan permasalahan yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu. Soal open ended merupakan bagian dari berpikir kreatif. Penyelesaian soal open ended dapat memacu proses berpikir kreatif siswa sehingga menghasilkan ide yang baru Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa yang berkemampuan matematika tinggi dalam menyelesaikan soal open ended, (2) Untuk mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa yang berkemampuan matematika sedang dalam menyelesaikan soal open ended, (3) Untuk mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa yang berkemampuan matematika rendah dalam menyelesaikan soal open ended. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan data yang dikumpulkan bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes tertulis dan wawancara. Lokasi penelitian terletak di MTsN 6 Tulungagung. Analisis data dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh: (1) Proses berpikir kreatif siswa dengan kemampuan matematika tinggi ada pada tingkat 4, dengan kata lain siswa tersebut adalah siswa yang sangat kreatif. Komponen yang dipenuhi siswa pada tingkat 4 ini adalah kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan. (2) Proses berpikir kreatif siswa dengan kemampuan matematika sedang ada pada tingkat 3, dengan kata lain siswa tersebut adalah siswa yang kreatif. Komponen yang dipenuhi siswa pada tingkat 3 ini adalah kefasihan dan fleksibilitas atau kefasihan dan kebaruan. (3) Proses berpikir kreatif siswa dengan kemampuan matematika rendah ada pada tingkat 1, dengan kata lain siswa tersebut adalah siswa yang kurang kreatif. Komponen yang dipenuhi siswa pada tingkat 1 ini adalah kefasihan