ACARA RITUAL ADAT PAGERAN DALAM ACARA PERNIKAHAN PRESPEKTIF ULAMA KABUPATEN TULUNGAGUNG (Studi Kasus di Desa Serut Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung)

ABSTRAK Binti Charirotun Nafisah, 17102163006, 2020, Ritual Adat Pageran Dalam Acara Pernikahan Prespektif Ulama Kabupaten Tulungagung, Skripsi, Jurusan Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, Institut Agama Islam Negeri Tulungagung, Prof. Dr. Hasyim Nawawie, S.H.,M.Si Kata Kunci: Ritual Adat Pageran, Prespektif Ulama Masyarakat Indonesia khususnya masyarakat jawa merupakan masyarakat unik yang tetap memegang adat meskipun sudah memeluk agama islam. Terutama dalam upacara adat pernikahan yang terbilang sakral. Seperti dalam upacara adat masyarakat Desa Serut, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung. Masyarakat Desa Serut melakukan suatu adat sebelum pernikahan yang disebut adat pageran. Ritual adat ini dilakukan oleh sesepuh desa atau orang yang dituakan untuk meminta doa kepada Allah SWT namun dalam bentuk adat jawa hal ini dilakukan untuk meminta keselamatan dan kelancaran dalam acara pernikahan. Ritual ini sudah dilakukan selama turun temurun sehingga menjadi bagian yang tidak bisa serta merta dipisahkan dalam kehidupan masyarakat jawa, hal ini ternyata menjadi perbedaan pendapat para ulama Kabupaten Tulungagung. Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah: (1)Bagaiaman prosesi terjadinya tradisi ritual adat Pageran yang terjadi di Desa Serut Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung? (2) Bagaimana pendapat ulama Kabupaten Tulungagung dengan adanya acara ritual adat pageran yang terjadi di Desa Serut Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung? Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan tinjauan hukum Islam. Lokasi penelitian ini adalah pendapat para ulama di Kabupaten Tulungagung Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan metode : reduction (reduksi data), data display (penyajian data) , conclusion drawing (verivikasi). pengecekan keabsahan temuan yaitu : perpanjangan keikutsertaan atau kehadiran, ketekunan atau kejekan pengamatan, trigulasi. Tahap-tahap penelitian yaitu: tahap sebelum ke lapangan, tahap ke lapangan, tahap analisis data, tahap laporan atu penyajian data Hasil penelitian ini adalah (1) dari sesepuh desa yakni ritual adat pageran merupakan ritual rangkaian doa dengan cara adat jawa namun dengan sentuhan islami yang ditujukan kepada Allah SWT, (2) pendapat ulama Kabupaten Tulungagung Nahdlatul Ulama membolehkan dan menghormati suatu adat selama adat tersebut tidak bertentangan dengan syariat islam. Muhammadiyah mengenai ritual adat pageran sebaiknya perlu berhati-hati dan tidak perlu dilakukan karena takutnya akan menjerumus kedalam bentuk kesyirikan. LDII menjelaskan bahwa ritual adat pageran bukanlah ajaran yang diajarkan Allah dan Rosul sebaiknya tidak perlu dilakukan karena akan menjerumuskan ke perbuatan takhayul, khurofat, dan kesyirikan. Majelis Ulama Indonesia menjelaskan suatu adat itu bisa dinilai dan difilter dengan 3 hal yakni dari segi I’tiqod, Idhoatul Maal, dan Ikhtilat