KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL SPtLDV DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA DI MA MA’ARIF PONGGOK

ABSTRAK Skripsi yang berjudul “Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan Soal SPtLDV Ditinjau Dari Kemampuan Matematika di MA Ma’arif Ponggok”, ini ditulis oleh Lala Anjarsari, NIM. 17204163240, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Tadris Matematika Institut Agama Islam Negeri Tulungagung yang dibimbing oleh Beni Asyhar, S.Si., M.Pd. Kata Kunci: Kemampuan Berpikir Kritis, Kemampuan Matematika, Menyelesaikan Soal Fenomena di lapangan menunjukkan bahwa siswa menjawab soal dengan kemampuan yang berbeda-beda dan unik pada setiap individu ketika diajarkan oleh guru. Selain itu, siswa juga tidak menuliskan langkah atau cara yang digunakan dan juga ada yang bahkan tidak mengetahui maksut dari materi. Salah satu berpikir yang penting dalam pembelajaran adalah kemampuan berpikir kritis. Hal ini disebabkan dengan pola pikir siswa yang berbeda-beda dalam menyelesaikan soal. Melalui berpikir kritis, siswa dapat lebih hati-hati dalam mengambil langkah penyelesaian dan juga lebih teliti dalam mendapatkan hasil jawaban akhir. Tujuan dalam penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa berkemampuan matematika tinggi dalam menyelesaikan soal sistem pertidaksamaan linear dua variabel di MA Ma’arif Ponggok. (2) Mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa berkemampuan matematika sedang dalam menyelesaikan soal sistem pertidaksamaan linear dua variabel di MA Ma’arif Ponggok. (3) Mendeskirpiskan kemampuan berpikir kritis siswa berkemampuan matematika rendah dalam menyelesaikan soal sistem pertidaksamaan linear dua variabel di MA Ma’arif Ponggok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Pengambilan data dimulai dengan melihat hasil siswa dalam mengerjakan kuis ketika selesai proses pembelajaran dan rekomendasi dari guru.. Setelah itu mendapatkan subjek dengan 2 siswa berkemampuan matematika tinggi, 2 siswa berkemampuan matematika sedang, dan 2 siswa berkemampuan matematika rendah. Metode yang digunakan meliputi metode tes tulis, wawancara, dan observasi. Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu menggunakan langkah-langkah reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Siswa berkemampuan matematika tinggi mampu memenuhi indikator berpikir kritis, namun kurang mampu dalam langkah self-correct. 2) Siswa berkemampuan matematika sedang memenuhi indikator berpikir kritis, setidaknya ada 4 indikator yang terpenuhi. 3) siswa berkemampuan matematika rendah belum memenuhi indikator berpikir kritis karena banyak yang tidak terpenuhi dalam indikator berpikir kritis