PENERAPAN KONSELING REALITA UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI TERHADAP REMAJA KORBAN BROKEN HOME

ABSTRAK Miftah Nur Hafidha. 2020. Penerapan Konseling Realita untuk Meningkatkan Konsep Diri Terhadap Remaja Korban Broken Home. Skripsi, Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Institut Agama Islam Negeri Tulungagung, Pembimbing: Hj Uswah Wardiana, M.Si Kata Kunci: konseling realita, konsep diri, remaja korban broken home Keluarga berperan sebagai dasar proses pembentukan dan perkembangan seorang remaja. Keluarga adalah peran yang terpenting dalam pembentukan dasar konsep diri seorang anak. sehingga diperlukan keluarga yang harmonis untuk menciptakan kepribadian yang ideal bagi seorang remaja. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui keefektifan penerapan konseling realita terhadap peningkatan konsep diri remaja korban broken home. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif dengan desain Single Subject Research dengan model A-B-A’ yaitu baseline 1, intervensi, dan baseline 2. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang remaja korban broken home yang menunjukan konsep diri yang rendah berdasarkan penggalian informasi dengan wawancara dan observasi. Analisis data yang digunakan menggunakan analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. Penyajian hasil penelitian menggunakan grafik dan tabel. Berdasarkan hasil penelitian terhadap peningkatan konsep diri remaja korban broken home selama fase intervensi klien menunjukan adanya peningkatan konsep diri yang dibuktikan dengan mendapatkan perolehan skor mean level yang terus meningkat. Subjek mendapatkan skor mean level meningkat dari 10,6 pada kondisi baseline 1 (A) menjadi 16 pada kondisi intervensi (B) dan 26 pada kondisi baseline 2 (A’). hal ini juga didukung dengan adanya presentase overlap yang rendah. Data hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media konseling realita efektif untuk meningkatkan konsep diri remaja korban broken home. hal ini juga didukung dengan adanya presentase overlap yang rendah.Presentase overlap antar kondisi baseline 1 (A) dengen fase intervensi (B) yaitu 0% dan pada fase intervensi (B) dengan fase baseline 2 (A’) juga sebesar 0%