PROSES BERPIKIR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT

ABSTRAK Skripsi dengan judul “Proses Berpikir Siswa Sekolah Menengah Pertama dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Adversity Quotient” ditulis oleh Ovi Ellavina Sari, NIM. 17204163102, pembimbing Beni Asyhar, S.Si., M.Pd. Kata Kunci: Proses Berpikir, Pemecahan Masalah, Adversity Quotient. Fenomena pembelajaran matematika lebih menekankan pada pemecahan masalah. Pemecahan masalah merupakan inti pembelajaran yang membutuhkan kemampuan dasar yang terjadi karena adanya proses berpikir dalam benak siswa, dalam proses berpikir pemecahan masalah terdapat 4 langkah yang harus dipahami menurut Polya. Akan ada permasalahan dalam memecahkan masalah, dan setiap siswa tentu memiliki kemampuan yang berbeda dalam menghadapi kesulitan. Kemampuan ini disebut dengan Adversity Quotient (AQ) yaitu kemampuan mempertahankan diri ketika menghadapi masalah. Dari sinilah AQ dianggap memliki peran dalam proses berpikir siswa. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan proses berpikir siswa MTs Sunan Kalijogo Kalidawir dengan tipe Climber dalam memecahkan masalah matematika. (2) Untuk mendeskripsikan proses berpikir siswa MTs Sunan Kalijogo Kalidawir dengan tipe Camper dalam memecahkan masalah matematika. (3) Untuk mendeskripsikan proses berpikir siswa MTs Sunan Kalijogo Kalidawir dengan tipe Quitter dalam memecahkan masalah matematika. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Subyek dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi tes tulis, wawancara dan dokumentasi. Pengambilan data dimulai dengan memberikan tes Adversity Response Profile (ARP) untuk mengetahui tipe AQ siswa yang selanjutnya akan digunakan untuk pengambilan sampel penelitian sebanyak 6 subyek yaitu 2 orang subjek dengan tipe Climber, 2 orang subjek dengan tipe Camper, dan 2 orang subjek dengan tipe Quitter. Selanjutnya subjek tersebut diberikan tes soal yang harus diselesaikan dan akan digunakan untuk menganalisin proses berpikir siswa yang didukung dengan wawancara. Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarika kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Siswa Climber melakukan proses berpikir asimilasi dalam memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan perencanaan penyelesaian, dan mengecek kembali penyelesaian. (2) Siswa Camper melakukan proses berpikir asimilasi dalam memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian, dan mengecek kembali penyelesaian. (3) Siswa Quitter melakukan ketidaksempurnaan proses berpikir secara asimilasi dan akomodasi dalam memahami masalah sehingga tidak melakukan proses berpikir asimilasi dan akomodasi dalam menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian, dan mengecek kembali penyelesaian