Peer Review Buku Antologi Mengumpulkan Mushaf-Mushaf yang Tercecer

Belajar, disadari atau tidak merupakan aktivitas yang melekat pada diri manusia. Sejak lahir hingga akhir hayat manusia adalah makhluk pembelajar. Belajar memang tidak harus formal, namun pengalaman, peristiwa, dan fenomena yang terjadi di sekeliling kita juga memberikan pembelajaran. Maka tidak salah jika ada kata-kata hikmah "Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat". Tulisan ini mencermati pembelajaran yang dilakukan mahasiswa berdasar pengalaman mengajar sejak tahun 2000. Pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa lebih mengedepankan pembelajaran berdasar pengalaman, sehingga tipe belajar kejar tayang dengan mengumpulkan mushaf-mushaf yang tercecer (makalah-makalah) menjadi gaya belajar yang menonjol. Hal ini tisebabkan banyak faktor yang menjadikan gaya belajar demikian, diantaranya adalah: gaya hidup era milenial, tersedianya sarana media sosial yang mudah diakses, dan virus pragmatisme yang melanda generasi muda. Pada akhir tulisan, peneliti merumuskan beberapa tipe mahasiswa sebagai berikut: tipe mahasiswa target nilai A, tipe mahasiswa UAS, tipe mahasiswa sakti, tipe mahasiswa anak kos, tipe mahasiswa refresh, tipe mahasiswa kutu buku, dan tipe mahasiswa misterius. Bagaimana penjelasannya, silahkan membaca tulisan Mushaf-mushaf yang Tercecer di buku Chapter dengan judul Inspirasi dari Ruang Kulilah