PENGEMBANGAN MATERI AJAR QAWA'ID AL-LUGHAH 'ARABIYAH(NAHWU) MELALUI PENELITIAN AYAT-AYAT AL-QUR`AN

Ilmu nahwu lahir menjadi sebuah disiplin ilmu karena kesulitan yang dirasakan oleh kaum muslimin pada masa sahabat ketika ingin membaca Al-Qur`an. Tulisan Al-Qur`an yang masih sangat sederhana seperti belum ada titik pada huruf yang bentuknya sama dan belum ada harakat dhummah, fathah, kasrah dan sukun menjadi kesulitan yang besar bagi kaum muslimin. Usaha keras dari Abu al-Aswad ad-Du`ali membawa hasil yang luar biasa dalam menyelesaikan kesulitan kaum muslimmin pada masa itu yaitu dengan memberi tanda titik dan harakat pada setiap huruf dalam Al-Qur`an. Langkah awal yang ditempuh Abu al-Aswad tersebut sebagai awal khat al-‘Arabi. Ia juga berjasa besar dalam membuat istilah-istilah pokok dalam qawa’id al-lughah al-‘arabiyyah, seperti; fahtah, dhummah, kasrah dan sukun sebagai asli dari rafa’, nashab, khafadh dan jazm. Dalam Al-Qur`an terdapat banyak sekali ragamnya baik yang berkaitan dengan al-’umdah pada jumlah fi’liyyah ataupun jumlah ismiyyah. Di antara ragamn yang terdapat pada isim (fâ’il, mubtada’, khabar), antara lain ditinjau dari jenis mudzakkar, muannats, mufrad mutsannâ dan jama’, mulhaq bil mutsannâ, mulhaq bil jam’i, sharih, dhamir dan muawwal. Sementara dalam fi’il antara lain ditemukan fi’il tsulasi mujarrad, tsulasi mazid, ruba’i mujarrad, ruba’i mazid, lazim, dan muta’addî. Pada kajian al-fudhlah ditemukan maf’ûl bih, maf’ûl liajlih, maf’ûl fîh, maf’ûl muthlaq, zharaf, hâl, dan tamyîz