STUDI ISLAM DI INDONESIA RAGAM IDENTITAS DAN PETA PEMIKIRAN ISLAM DI INDONESIA

Buku ini berasal dari penelitian penulis yang berjudul Ragam Identitas Islam di Indonesia. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kehadiran identitas Islam yang disifati oleh kata-kata yang menyertai kata Islam, dan jumlahnya banyak sekali, sehingga seringkali menimbulkan reaksi dan respons yang sinis. Karena kebingungan orang-orang awam, kurangnya sosialisasi, adanya identitas-identitas islam yang berbenturan, dan adanya kecurigaan sebagai upaya menghancurkan Islam dari dalam. Berdasarkan latar belakang ini, ada empat pertanyaan penelitian yang diajukan: (1) bagaimanakah keragamanan identitas Islam yang berkembang di Indonesia ditinjau dari perspektif peranannya; (2) bagaimanakah keragaman identitas Islam yang berkembang di Indonesia ditinjau dari perspektif coraknya; (3) bagaimanakah keragaman identitas Islam yang berkembang di Indonesia ditinjau dari perspektif pendekatannya; dan (4) bagaimanakah keragaman identitas Islam yang berkembang di Indonesia ditinjau dari perspektif kawasannya?. Pertanyaan penelitian ini mengarahkan pada jenis data yang harus digali. Untuk menggali data sesuai dengan pertanyaan itu digunakan metode dokumentasi atau studi teks. Selanjutnya data yang telah digali dan terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode analisis isi (content analysis) dan analisis kritis (critical analysis). Adapun hasil penelitian ini dapat dipaparkan: (1) identitas Islam dari perspektif peranannya di Indonesia meliputi Islam sufistik, Islam substantif, Islam alternatif, Islam agama kemanusiaan, Islam harmonis, Islam cosmopolitan, Islam fungsional, Islam madzhab tengah, Islam tradisional, dan Islam transendental; (2) identitas Islam dari perspektif coraknya di Indonesia meliputi: Islam rasional, Islam radikal, Islam liberal, Islam liberal dan fundamental, Islam muda liberal-Post puritan-Post tradisional, Islam reformis, Islam positif, Islam akomodatif, Islam aplikatif, Islam yang memihak, Islam “Madzhab” masa depan, Islamku-Islam anda-Islam kita, dan Islam dinamis Islam harmonis; (3) identitas Islam dari perspektif pendekatannya di Indonesia meliputi: Islam transformatif, Islam kiri, Islam madzhab kritis, Islam emansipatoris, Islam aktual, Islam inklusif, Islam pribumi, Islam historis, dan Islam spiritual; dan (4) identitas Islam dari perspektif kawasannya di Indonesia meliputi: Islam Nusantara, Islam Indonesia, Islam Jawa/Islam Kejawen, Islam Sasak, Islam pesisir, Islam syariah dan Islam adat “Hatuhaha”, Islam Bubuhan Kumai, dan Islam Bajo. Identitas-identitas Islam ini baik ditinjau dari perspektif peranannya, coraknya, pendekatannya maupun kawasannya memberikan penekanan pada aspek tertentu. Namun terdapat satu identitas yang mengekpresikan arah yang berbeda bahkan berlawanan, yaitu Islam fungsional versi Eggi Sudjana yang mengarahkan pada pelaksanaan syariat Islam di Indonesia, dan Islam fungsional versi Nasaruddin Umar yang menekankan pada upaya membangun kerukunan dan kedamaian umat manusia. Perbedaan konsep ini melahirkan perbedaan respons masyarakat Indonesia. Pada bagian lain terdapat satu identitas yang ditulis dalam tiga buku dan memiliki konsep yang sama tetapi berbeda tinjauannya, yakni Islam Nusantara. Islam Nusantara versi Azyumardi Azra menekankan tinjauan historis dari sisi kolaborasi pengaruh global dan lokal, Islam Nusantara versi Noor Huda menekankan historis sosial-intelektualnya, sedangkan Islam Nusantara yang diedit oleh Ahmad sahal dan Munawir Aziz menekankan tinjauan metodologis. Dari sini dapat dipetik intisarinya bahwa pada hakekatnya Islam itu satu tetapi penekanannya sangat beragam bergantung objek yang dibahas oleh peneliti maupun penulisnya sehingga bisa memunculkan satu identitas Islam bagi pembahasan yang berlawanan seperti Islam funsional tersebut