JIHAD DALAM TAFSIR MARA<H{ LABI@D LI KASYF MA‘NA< AL-QUR’A<N AL-MAJI@D KARYA NAWAWI AL-BANTANI

ABSTRAK Skripsi dengan judul “Jihad dalam tafsir Mara>h{ Labi@d li Kasyf Ma‘na> al Qur’a>n al-Maji@dkarya Nawawi al-Bantani” ini ditulis oleh Mohammad Robith Zamzami, NIM. 1731143027, pembimbing Muhammad Ridho, M.A. Keyword: Jihad, Mara>h{ Labi@d, Moderat, Relevansi. Penelitian dalam skripsi ini dilatarbelakangi oleh pengamatan penulis yang melihat fenomena kesalah pahaman sebagian umat Islam dan orang-orang Barat dalam memahami jihad. Akibatnya, jihad yang semula memiliki makna yang suci, kini menjadi momok yang menakutkan, terlebih setelah munculnya paham Islam radikal yang menggunakan ajaran jihad untuk membenarkan tindakan kejahatan mereka. Oleh karena itu, perlu adanya penjelasan akan makna dari jihad secara luas dan moderat, serta kontekstualisasinya, sehingga jihad tidak diidentikkan dengan kekerasan seperti teror, bom, dan perang. Di antara tafsir yang menjelaskan makna jihad secara luas dan memiliki pandangan yang moderat adalah Mara>h{ Labi@d li Kasyf Ma‘na>al-Qur’a>n al-Maji@dkarya Nawawi al-Bantani. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana makna jihad dalam Islam secara umum? 2) Bagaimana penafsiran jihad dalam Mara>h{ Labi@d li Kasyf Ma‘na> al-Qur’a>n al-Maji@dkarya Nawawi al-Bantani dan relevansinya di Indonesia?. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1) Menjelaskan makna jihad dalam Islam secara umum 2) Mengkaji penafsiran jihad dalam Mara>h{ Labi@d li Kasyf Ma‘na> al-Qur’a>n al-Maji@d karya Nawawi al-Bantani dan relevansinya di Indonesia. Jenis penelitian ini adalah kepustakaan (library research). Metode analisis data yang digunakan untuk menguraikan data adalah diskriptif-analitis. Kaitannya dengan ayat yang diteliti, penulis menggunakan metode maud} u>i@. Dari hasil penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa: 1) Jihad bukan hanya bermakna perang fisik terhadap musuh-musuh Islam ataupun non muslim semata, tetapi ia bermakna lebih luas daripada itu, yakni upaya sungguh sungguh menjalankan hal-hal yang dapat mengarahkan kepada rida Allah. Sedikitnya terdapat tujuh sasaran jihad yang terbagi ke dalam dua bentuk: a) Jihad non fisik, yang meliputi jihad melawan hawa nafsu dan setan, b) Jihad fisik, yang meliputi jihad melawan orang-orang kafir, musyrik, munafik, pemberontak, dan pengacau keamanan. 2) Makna jihad yang diusung oleh Nawawi terbagi menjadi dua, yaitu upaya pengerahan semua kemampuan untuk memerangi musuh serta meninggikan agama Allah, dan ketaatan kepada-Nya. Kedua makna itu mencangkup lima segi jihad: a) jihad dengan harta, b) jiwa, c) hamba dengan dirinya, d) sesama mahluk, yakni meliputi jihad terhadap musuh yaitu setan, orang-orang kafir, munafik, dan para pemuas hawa nafsu, serta jihad kepada sesama muslim, e) dunia. Penafsiran jihad oleh Nawawi al-Bantani menemukan relevansinya di Indonesia terutama pada jihad terhadap sesama mahluk, yang mana lebih diarahkan pada bidang pendidikan, sosial dan ekonomi