KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI LINGKARAN KELAS VIII-A MTs ASSYAFI’IYAH GONDANG TULUNGAGUNG

ABSTRAK Rizki Wulandari, 1724143210. 2018. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Ditinjau dari Gaya Belajar dalam Menyelesaikan Soal Materi Lingkaran Kelas VIII-A MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung. Skripsi. Jurusan Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Tulungagung. Pembimbing: Dr. Maryono, M.Pd. Kata Kunci: Komunikasi Matematis, Gaya Belajar, Lingkaran Penelitian dalam skripsi ini dilatarbelakangi oleh sebuah fenomena dimana siswa masih kesulitan dalam mengkomunikasikan ide-ide matematika baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini tidak sesuai dengan fungsi pelajaran matematika yaitu sebagai cara mengkomunikasikan gagasan secara praktis, sistematis, dan efisien. Sehingga komunikasi dalam pembelajaran matematika perlu diberikan agar siswa mampu menyampaikan ide-ide yang dimilikinya secara lisan maupun tulisan. Siswa memiliki gaya tersendiri dalam mempelajari sesuatu. Penting bagi guru untuk mengetahui hal tersebut. Dengan tujuan siswa mampu menerima materi yang disampaikan guru dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan gaya belajar visual, auditory, dan kinestetik dalam menyelesaikan soal materi lingkaran kelas VIII MTs Assyafi’iyah Gondang Tulungagung. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, angket, tes dan wawancara. Pengisian angket ini diikuti oleh 34 siswa dari 35 siswa. Hasil angket tersebut diidentifikasi dan digolongkan berdasarkan gaya belajarnya. Kemudian dilaksanakan tes yang diikuti oleh 26 siswa dari 35 siswa dengan 3 butir soal yang sudah sesuai dengan indikator kemampuan komunikasi matematis. Lalu, dipilh 6 siswa berdasarkan gaya belajar yang terdiri dari 2 siswa dengan gaya belajar visual, 2 siswa dengan gaya belajar auditory, dan 2 siswa dengan gaya belajar kinestetik guna untuk melaksanakan wawancara. Tahap selanjutnya yaitu analisis data yang dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan gaya belajar visual mampu memenuhi 3 dari 4 indikator kemampuan komunikasi matematis yang diberikan. Siswa dengan gaya belajar auditory mampu memenuhi 2 dari 4 indikator kemampuan komunikasi matematis yang diberikan. Siswa dengan gaya belajar kinestetik mampu memenuhi 2 dari 4 indikator kemampuan komunikasi matematis yang diberikan. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan untuk peneliti selanjutnya agar meneliti kemampuan komunikasi matematis dengan menggunakan materi lain yang lebih spesifik agar dapat menentukan tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa dengan lebih rinci