Analisis Faktor Internal Dalam Produksi Genteng di Desa Notorejo Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung Dalam Perspektif Ekonomi Islam

Skripsi ini dilatarbelakangi oleh industri kecil dan rumah tangga yang ada di pedesaan, karena industri pedesaan mampu bertahan dan memperluas tenaga kerja. Fokus dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana sistem permodalan, proses produksi dan tenaga kerja yang ada dalam industri genteng di Desa Notorejo Kecamatan Gondang, (2) bagaimana sistem permodalan, proses produksi dan tenaga kerja yang di terapkan industri kerajinan genteng di Desa Notorejo dilihat dalam perspektif Islam. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) modal para industri genteng Desa Notorejo menggunakan modal sendiri, modal sendiri meliputi modal yang berasal dari orang tua, pinjaman saudara, tenaga kerja berasal dari sekitar lokasi usaha dan sebagian besar di dominasi oleh usia produktif, tingkat pendidikan sebagian besar pengusaha sudah menamatkan pendidikan sekolah dasar, sistem pekerjaan yang terdapat pada industri genteng ada dua, yaitu sistem borongan dan harian, sedangkan untuk gaji tenaga kerja belum sesui UMR Kabupaten Tulungagung, proses produksi genteng meliputi proses penggalian tanah liat, pengelolaan tanah liat, proses pencetakan, pengeringan, sampai dengan pembakaran. Teknologi yang digunakan untuk produksi genteng sudah dengan mesin hidrolik, dengan tahap-tahap proses produksi sehingga menghasilkan barang siap jual, (2) modal Yang paling banyak para pengusaha meminjam ke saudara atau tetangga, ditinjau dari perspektif ekonomi Islam, para industri genteng mendapatkan modal dengan cara halal, tenaga kerja pada industri genteng berusia produktif dan mampu bekerja keras, ini sesuai syariat Islam, namun gaji yang di terima tenaga kerja belum sesuai UMR Kabupaten Tulungagung, proses produksi para industri genteng melakukan produksi genteng setiap hari, melalui proses awal sampai akir, serta didalam ekonomi Islam tidak semata-mata bermotif maksimalisasi keuntungan dunia, tetapi lebih penting mencapai maksimalisasi keuntungan akhirat, sehingga ini sesuai dengan syariat Islam