Konsep Pendidikan Islam Menurut Perspektif al-Ghazali

Penelitian dalam skripsi ini dilatarbelakangi oleh sebuah fenomena yang ada di masyarakat ternyata produk-produk pendidikan melahirkan orang-orang yang pandai dalam segi intelektual, namun dalam segi moral mengalami kemrosotan. Hal ini menyebabkan wajah bangsa Indonesia menjadi tercoreng dengan predikat negara korup dan para warganya lebih cenderung berpola hidup matrealistis yang hanya mengejar materi dan mengesampingkan tujuan hidup yang hakiki yaitu hidup di akhirat. Dalam hal ini peneliti berusaha mengkaji ulang pemikiran-pemikiran pendidikan Islam khususnya pemikiran Imam al-Ghazali dengan harapan pemikiran beliau yang memandang pentingnya dimensi kehidupan dunia dan akhirat mampu dipahami dan dilaksanakan, sehingga niat awal untuk menuntut ilmu dan aplikasi terhadap ilmu yang telah diperoleh sesuai dengan koridor ajaran agama Islam. Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah (1) Bagaimana pemikiran al-Ghazali tentang ilmu pengetahuan? (2) Bagaimana pemikiran al-Ghazali tentang konsep pendidikan Islam? (3) Bagaimana penanaman nilai-nilai pendidikan Islam terhadap faktor-faktor pendidikan dalam perspektif al-Ghazali? Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pemikiran al-Ghazali tentang ilmu pengetahuan (2) Untuk mengetahui pemikiran al-Ghazali tentang konsep pendidikan Islam (3) Untuk mengetahui penanaman nilai-nilai pendidikan Islam terhadap faktor-faktor pendidikan dalam perspektif al-Ghazali. Skripsi ini bermanfaat bagi penulis untuk menambah wawasan, pola pikir, sikap dan pengalaman sebagai upaya peningkatan kualitas profesi mengajar dari sudut pandang akademik dan keagamaan serta sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Progam Pendidikan Strata 1 Jurusan Tarbiyah Pendidikan Agama Islam di STAIN Tulungagung. Bagi para pembaca diharapkan dapat memberikan gambaran bahwa pendidikan yang mereka tempuh haruslah tetap diarahkan dan diamalkan sesuai dengan koridor ajaran agama Islam sehingga dapat bermanfaat untuk dirinya sendiri dan juga untuk orang lain. Dalam penelitian kepustakaan ini digunakan metode teknik analisa data kualitatif yaitu analisa data reflektif thinking. Maksudnya teknik analisa data dengan proses pemikiran hilir mudik. Pertama, dengan proses induktif yaitu cara berpikir yang berangkat dari fakta-fakta khusus suatu peristiwa yang konkrit kemudian ditarik kesimpulan umum. Kedua, diteruskan dengan proses deduktif yaitu berangkat dan bertitik tolak dari pengetahuan umum untuk menilai kejadian bersifat khusus. Selain itu, untuk menganalisa data yang ada, penulis juga menggunakan metode komparatif, yaitu meneliti faktor-faktor dengan situasi atau fenomena yang diselidiki dan membandingkan dari satu faktor dengan faktor lain. Setelah penulis megadakan penelitian dengan menggunakan beberapa metode di atas dapat disimpulkan, (1) tujuan hidup manusia adalah untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat, sedangkan kebahagiaan itu tidak dapat diperoleh tanpa adanya ilmu pengetahuan mengenai caranya memperoleh kebahagiaan tersebut, maka peran ilmu pengetahuan menurut al-Ghazali sangat penting bagi kehidupan. Dengan adanya ilmu pengetahuan membuat derajat manusia menjadi lebih tinggi dan terhormat bila dibandingkan dengan makhluk lain selama diimbangi dengan adanya akhlak yang mulia. Dan ilmu pengetahuan hanya dapat diperoleh melalui pendidikan. (2) Pendidikan anak pada usia dini akan sangat berpengaruh pada perkembangannya ketika dewasa, maka orang tua seyogyanya menyiapkan pendidikan yang baik untuk anak-anaknya demi terwujudnya generasi yang lebih baik. (3) Imam al-Ghazali mendesain pola pendidikan berdasarkan ajaran agama Islam, a) mengenai faktor-faktor pendidikan beliau menyatakan, (a) tujuan utama dalam menuntut ilmu adalah untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, maka yang dijadikan landasan utama dalam bidang pendidikan adalah al-Qur’an dan Hadis. (b) seorang pendidik harus mempunyai niat awal dalam mendidik untuk mendekatkan diri kepada Allah, dapat menjadi tauladan bagi murid-muridnya serta mempunyai kompetensi dalam mengajar ditandai dengan penguasaan materi, sikap yang objektif, dan memperlakukan anak didiknya seperti anaknya sendiri (c) anak didik dalam belajar juga harus mempunyai niat untuk mendekatkan diri kepada Allah, sebisa mungkin menjauhi maksiat karena ilmu itu suci dan tidak akan deberikan kepada hal yang tidak suci, menghormati guru dan tentunya rajin belajar dengan mendalami pelajaran yang telah diberikan gurunya (d) kurikulum sebagai alat pendidikan harus disesuaikan dengan perkembangan anak didik. Anak didik diberikan materi pelajaran secara bertahap dengan memilihkan materi yang mudah kemudian menuju materi yang lebih sulit, dan materi ke-tauhid-an hendaknya dijadikan landasan utama sebelum diberikan materi-materi pelajaran yang lain (e) mengenai lingkungan, anak didik harus dijauhkan dari pergaulan yang tidak baik, karena lingkungan yang jelek akan mempengaruhi perkembangan anak didik. Lingkungan dalam hal ini dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah atau masyarkat, maka dari semua lingkungan yang ada di sekitar anak didik harus memberikan dorongan ke arah yang lebih baik. b) Adapun mengenai wujud penerapan nilai-nilai pendidikan dalam perspektif al-Ghazali di masa sekarang dapat ditandai dengan muncunya model-model lembaga pendidikan yang mulai mencantumkan nilai-nilai pendidikan Islam dalam kurikulumnya, seperti sholat dhuha, tadarus al-Qur,an dan sholat berjama’ah. Dan sebenarnya nilai-nilai pendidikan Islam sebagaimana yang diterapkan al-Ghazali sudah dilaksanakan jauh-jauh hari di lingkungan pondok pesantren salaf di Indonesia