BIMBINGAN KEAGAMAAN UNTUK MEMBENTUK KONSEP DIRI GEPENG DI BALAI REHABILITASI SOSIAL BINA KARYA DAN LARAS (BRSBKL) YOGYAKARTA

Melihat fenomena saat ini banyak menjumpai gelandangan dan pengemis di berbagai sudut wilayah kota besar. Gepeng (gelandangan dan pengemis) adalah orang-orang yang hidup menggelandang, tidak memiliki identitas, tempat tinggal, pekerjaan tetap, yang hidup tidak sesuai dengan norma kehidupan yang berlaku dalam masyarakat dan hanya mengandalkan belas kasih orang lain untuk bertahan hidup. Dengan adanya hal tersebut gepeng masih belum memahami konsep diri pada dirinya sendiri, masih belum memanfaatkan kemampuanya secara penuh, menganggap dirinya tidak mampu serta tidak berharga. Hal ini membuat gepeng masih belum memenuhi kehidupannya secara layak karena anggapan harga dirinya rendah dengan pola pikir yang rendah serta mental yang belum terbentuk dengan bagus. Hal ini membuat penulis untuk mengangkat masalah ini menjadi bahan objek penelitian. Fokus pada penelitian ini adalah tahap-tahap bimbingan keagaaman yang ada di balai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tahap-tahap bimbingan keagamaan untuk membentuk konsep diri gepeng di BRSBKL Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai metode penelitian. Subjek penelitian ini adalah Pekerja Sosial, Instruktur Bimbingan Keagamaan, dan warga binaan sosial gepeng. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tahap-tahap bimbingan keagamaan untuk membentuk konsep diri gepeng di BRSBKL yaitu dapat terbantu dengan tahap Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi/Follow Up. Penggunaan bimbingan keagamaan memungkinkan individu utnuk bisa menerima kenyataan, berfikir lebih luas dan lebih menghargai dirinya sendiri dengan mempertanggung jawabkan keputusan untuk kehidupan yang lebih baik