MANAJEMEN PEMBELAJARAN AL-QUR’AN METODE TILAWATI DI KANTOR PENGEMBANGAN DAN PEMBELAJARAN AL-QUR’AN METODE TILAWATI CABANG D.I. YOGYAKARTA

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pembelajaran Al-Qur’an baik usia anak-anak, remaja maupun orang dewasa. Saat ini banyak sekali program-program pembelajaran Al-Qur’an baik yang diselenggarakn Lembaga formal maupun non formal. Namun hal itu terkadang kurang dikelola dengan baik, sehingga target kualitas maupun kuantitas dari pembelajaran tersebut tidak tercapai dengan maksimal. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang dilakukan di Kantor Pengembangan dan Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati Cabang D.I. Yogyakarta. Subjek dari penelitian ini adalah Direktur Tilawati Cabang DIY, Pengurus dan pengajar Tilawati, Wali santri sekaligus santri kategori dewasa yang turut aktif dalam pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Adapun Teknik analisa data dilakukan dengan transcript, coding, grouping serta contrasting dan comparing. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Penerapan Manajemen Pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati di Kantor Pengembangan dan pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati Cabang D.I. Yogyakarta menggunakan teori George R. Terry tentang fungsi-sungsi manajemen POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling). 2) Implementasi pembelajaran Al-Qur’an Metode Tilawati, yaitu bahwasanya Pengajar yang menerapkan Metode Tilawati harus bersyahadah Tilawati. Dengan demikian pengajar dapat menyampaikan pembelajaran sesuai standart dan strategi yang benar. Sehingga dalam mengantarkan para santri dapat mencapai terget kualitas dan kuantitas sesuai acuan Sistem Penjaminan Mutu Metode Tilawati. 3) Faktor pendukung yang mempengaruhi dalam penggunaan Metode Tilawati ini, seperti tim yang solid dan kooperatif, sarana dan prasarana yang mendukung, antusiasme dan dukungan wali santri. Sedangkan hambatan-hambatan yang ada yakni Pembelajaran kurang efektif di masa pandemi, kurangnya antusiasme dan dukungan Lembaga, keterbatasan tim IT, dan keterbatasan jumlah instruktur