IMAJINASI SUFISTIK IBN ARABI: STUDI ANALISIS PENGALAMAN MI’RAJ IBN ARABI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran imajinasi dalam penarasian mi‟raj Ibn Arabi. Narasi mi‟raj Ibn Arabi dijelaskan dalam beberapa kitabnya dengan gaya bahasa yang khas Ibn Arabi. Pembahasan mi‟raj tersebut ditujukan untuk menjelaskan pengalaman mi‟raj Ibn Arabi. Bagi Ibn Arabi, mi‟raj merupakan sebuah proses pencapaian spiritual yang dapat dilakukan oleh umat muslim. Namun, hasil yang akan didapatkan berbeda dengan Nabi Muhammad. Hasil yang didapatkan dari mi‟rajnya Nabi mendapat syariat agama, sedangkan mi‟raj Ibn Arabi mendapatkan peningkatan spiritual. Pengalamannya tentang mi‟raj tersebut dijelaskan dalam kitabnya. Untuk mengungkapkan penarasiannya tersebut penelitian ini menyusun dua rumusan masalah yaitu; Pertama, bagaimana imajinasi kesufian menarasikan pengalaman mi‟raj Ibn Arabi; Kedua, mengapa imajinasi berperan dalam kesufian Ibn Arabi. Metode penelitian ini menggunakan menggunakan jenis metode kualitatif dengan model studi kepustakaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu data primer yang diambil dari karya Ibn Arabi tentang mi‟raj, kedua data primer didapat melalui buku dan karya ilmiah lainnya yang berbicara tentang mi‟raj Ibn Arabi. Sementara teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori imajinasi Henry Corbin dan William C Chittick. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa imajinasi memiliki dua peran dalam penarasian mi‟raj Ibn Arabi. Pertama, imajinasi merupakan daya kreatif yang dikembangkan melalui jiwa yang telah terbebas dari jiwa hewani dan jewa vegetatif atau yang disebut dengan jiwa rasional. Jiwa rasional berfungsi sebagai penghubung antara dunia realitas dan dunia ruhaniah atau yang disebut dengan alam imajinal. Alam imajinal merupakan dimensi makrokosmos yang ditempuh oleh Ibn Arabi dalam mi‟raj dan bertemu dengan ruhaniah nabi terdahulu. Pertemuan tersebut terjadi ketika keadaan Ibn Arabi sedang terjaga. Kedua, imajinasi kreatif Ibn Arabi berperan untuk menginterpretasikan makna mi‟raj yang ada dalam al-Qur‟an dan hadis dengan cara lahir dan batin. Interpretasi tersebut untuk digunakan sebagai legitimasi tentang mi‟raj yang dapat dilakukan oleh umat Nabi Muhammad. Upaya ini dapat meningkatkan spiritualitas manusia sebagai makhluk sempurna (insa>n ka>mil)