PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI YAYASAN ANNISA SWASTI TERHADAP KESEJAHTERAAN BURUH GENDONG D.I YOGYAKARTA ( STUDI KASUS DI PASAR BERINGHARJO, GIWANGAN, GAMPING DAN KRANGGAN )

Yayasan Annisa Swasti sebuah lembaga alternative yang menjembatani persoalan – persoalan perempuan salah satunya yaitu buruh gendong. tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menggambarkan bentuk – bentuk program pemberdayaan ekonomi Yayasan Annisa Swasti terhadap kesejahteraan buruh gendong D.I Yogyakarta. Pemberdayaan ini upaya untuk membangun daya masyarakat dengan mendorong memotivasi, dan membangkitkan kesadaran potensinya serta berupaya untuk mengembangkannya. Seperti program yang di lakukan oleh Yayasan Annisa Swasti terhadap buruh gendong yang melakukan beberapa program seperti modal usaha, simpan pinjam, koperasi, dan dampingan usaha. Inovasi dari proram ini bentuk keberhasilannya karena buruh gendong sangat antusias dan berpartisipasi dalam menjalankan program tersebut. Teori yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teori pemberdayaan ekonomi dan kesejahteraan buruh gendong. Peneliti menggunakan teknik Purposive Samplig dalam pemilihan subyek yaitu Direktur lembaga Yayasan Annisa Swasti, pendamping lapangan buruh gendong, dan buruh gendong masing – masing pasar, yaitu di Pasar Beringharjo, Giwangan, Gamping dan Kranggan. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dan menggunakan pengumpulan data yang di lakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Analisi data menggunakan teknik reduksi data, penyajian data dan verifikasi data, dengan cara peneliti mengumpulkan semua data dari recording wawancara kemudian di olah untuk mencari data yang valid lalu peneliti baru melakukan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Lembaga Yayasan Annisa Swasti dalam pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi terhadap buruh gendong yaitu dengan cara membuat program seperti, 1) modal usaha: modal usaha tersebut di gunakan jika buruh gendong mempunyai usaha sampingan, namun Yasanti tidak memaksakan buruh gendong untuk usaha sampingan karena masing – masing memiliki potensi yang berbeda – beda. 2) simpan pinjam: simpan pinjam tersebut di perbolehkan umum bagi anggota buruh gendong dan dapat di angsur dalam 5 kali. 3) koperasi: koperasi ini dilakukan untuk memperingan buruh gendong dan barang dapat di pesan terlebih dahulu 4) Pendampingan usaha