PEMIMPIN AGAMA DAN POLITIK LOKAL (STUDI PERAN PEMIMPIN DALAM MENJAGA KERUKUNAN PADA MASA PEMILIHAN KEPALA DESA DI DESA BALUN TURI LAMONGAN)

Indonesia merupakan Negara yang mempunyai keanekaragamanan, salah satunya berupa agama; Budha, Kristen Katholik, Kristen Protestan, Konghucu dan Islam. Agama selalu hangat untuk dibicarakan di kalangan masyarakat Indonesia, karena agama dapat menjadi asal muasal timbulnya konflik jika agama dijadikan salah satu alat legitimasi atas sebuah kepentingan politik. Oleh sebab itu dalam penelitihan yang bertempat di Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, merupakan salah satu gambaran dari salah satu bentuk keberagaman Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di Desa Balun terdapat tiga agama yaitu Islam, Kristen dan Hindu. Meski terjadi kontestasi politik di desa tersebut tidak menjadikan kerukunan antar umat agama menjadi kendala masyarakat desa untuk melakukan interaksi sosial masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan terjaganya kerukunan antar umat beragama di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Jawa Timur dan peran pemimpin agama dalam menjaga kerukunan dalam menghadapi Pemilihan Kepala Desa di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Jawa Timur. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori otoritas karismatik milik Max Weber. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode kualitatif. Sumber data penelitian ini didapat dari wawancara, observasi, buku ataupun karya ilmiah beserta dokumentasi yang terbagi dalam sumber data primer dan sumber data sekunder yang penulis elaborasi. Data tersebut kemudian dianalisis dan disusun secara naratif-deskriptif.. Hasil dari penelitian ini ialah bahwa di Desa Balun terdiri dari tiga agama yaitu Islam, Kristen dan Hindu. Hubungan atau relasi antar umat beragama yang terjadi dalam kehidupan sosial bermasyarat terlihat dari pola interaksi di bidang ekonimi sosial dan politik. Pada saat terjadi pemilihan kepala desa, terjadi konflik yang menyebabkan kesenjangan sosial antar masyarakat di wilayah interaksi sosial. Dan pada saat itu juga, pemimpin agama hadir di tengah masyarakat sebagai penengah upaya menjaga kerukunan masyarakat. Adapun upaya yang dilakukan pemimpin agama yaitu melakukan serap aspirasi, mengadakan pendidikan politik serta memberikan bimbingan terhadap masyarakat. Selanjutnya dampak dari upaya tersebut ialah terjaganya kerukunan masyarakat desa Balun meski terjadi konflik