KONTEKSTUALISASI MAKNA HADIS TENTANG PENYAKIT ‘AIN DI ERA DISRUPSI (Studi Ma’ani Al-Hadis)

Studi hadis terus bergerak secara dinamis mengikuti zaman. Pada era ini redaksi hadis tampil dalam beragam bentuk seperti komik, aplikasi digital, vidio animasi maupun kajian hingga flyer atau poster. Salah satu flyer hadis yang cukup ramai di media sosial ialah mengenai penyakit ‘ain. Pembahasan ‘ain dalam bentuk flyer di media sosial khususnya instagram cukup beragam, dan yang paling banyak diulas ialah mengenai pengaruh foto sebagai salah satu penyebab datangnya penyakit ‘ain. Pembahasan disertai dengan hadis dan dalil pendukung serta gambar dan desain yang disuguhkan dalam flyer tersebut menjadi daya tarik tersendiri dan secara tidak langsung memberikan gambaran mengenai pemaknaannya. Tujuan penulisan skripsi ini untuk menjawab tiga rumusan masalah yaitu pertama, bagaimana gambaran umum mengenai penyakit ‘ain?. kedua, bagaimana visualisasi hadis-hadis ‘ain di media sosial instagram?. Ketiga, bagaimana kontekstualisasi pemahaman hadis tersebut di era disrupsi khususnya dalam konteks ke-Indonesiaan. Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif dan berdasarkan kajian kepustakaan atau library research. Dengan menggunakan literatur berupa al-kutub al-sittah, kitab-kitab, buku-buku serta literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun hadis pokok dalam penelitian ini ialah hadis riwayat muslim nomor 2190 yang berisi mengenai kebenaran adanya ‘ain. Untuk menganalisis hadis tersebut penulis menggunakan lima dari delapan metode yang ditawarkan Yusuf al-Qardhawi yaitu memahami sesuai dengan petunjuk al-Qur’an, menghimpun hadis-hadis yang setema, memahami hadis sesuai latar belakang dan tujuan, menentukan makna hakiki dan majazi serta menentukan konotasi dan kata-kata dalam hadis. Hasil penelitian ini menemukan jawaban dari tiga rumusan masalah di atas. Pertama, secara umum ‘ain digambarkan sebagai suatu penyakit yang diakibatkan pandangan seseorang yang dengki maupun kagum. Hal ini dipahami dari kisah menimpa Sahl bin Hunaif yang terkena ‘ain. Kedua, Visualisasi hadis mengenai penyakit ‘ain di media sosial instagram cukup beragam namun belum spesifik. Sebagian besar pemahaman tersebut merujuk pada kesimpulan bahwa foto dapat menyebabkan seseorang terkena ‘ain. Ketiga, Dari hasil analisis data penelitian ini ditemukan bahwa pada masa Rasulullah Saw. ‘ain merupakan penyakit atau bahaya yang banyak disebabkan oleh kalangan bani Asad yang memuji dengan pandangan kedengkian. Selain itu ‘ain juga dapat disebabkan oleh seseorang yang berkepribadian baik, karenanya rasulullah memerintahkan berdzikir untuk mencegahnya. Sedangkan kontekstualisasi pada masa sekarang ini ‘ain dikenal sebagai bagian dari hipnotis supranatural atau sihir yang disertai dengan bantuan jin. Berdasarkan beberapa sumber ‘ain di Indonesia tidak semarak hipnotis supranatural lainnya, selain itu belum ada literatur yang menceritakan pengalaman seseorang terkena ‘ain disebabkan oleh sebuah foto