MOTIF DAN RESEPSI ZAMALI DI PONDOK PESANTREN SALAFIYAH PARAPPE KECAMATAN CAMPALAGIAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR SULAWESI BARAT

Tesis ini meneliti fenomena ziarah makam ulama dan wali, atau biasa disebut ZAMALI di Pondok Pesantren Salafiyah Parappe. Motif yang dibangun dari ziarah makam pada Pondok Pesantren tersebut, memiliki kecenderungan duniawi sebagai bentuk perlawanan terhadap gerakan anti ziarah kubur. Tentu hal tersebut sangat berbeda dengan tujuan ziarah pada umumnya, yaitu sebagai pemenuhan unsur spiritual. Selain itu, ziarah kubur umumnya dipahami sebagai bentuk mengingat mati, sebagaimana makna yang terkandung di dalam konteks hadis ziarah kubur. Namun, pada kasus Pondok Pesantren Salafiyah Parappe memiliki unsur resepsi di luar dari konteks hadis ziarah kubur di masa Nabi saw. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini berupaya untuk menjawab rumusan masalah sebagai berikut; Apa motif sebab (because of motive) dan motif tujuan (in order to motive) dari tradisi ZAMALI di Pondok Pesantren Salafiyah Parappe?. Dan bagaimana para stakeholder Pondok Pesantren Salafiyah Parappe meresepsi hadis ziarah kubur? Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan bentuk penelitian lapangan (field research) yang berlokasi di Pondok Pesantren Salafiyah Parappe. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara lansung dari informan yakni, pimpinan, pengasuh atau ustadz, santri, alumni, dan tokoh masyarakat yang merupakan bagian dari sumber primer. Adapun data sekunder diperoleh dari buku-buku maupun media online. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan cara reduksi, menyajikan data, dan kesimpulan. Selain itu, teori yang digunakan adalah fenomenologi Alfred Schutz yang ditinjau dari motif sebab (because of motive) dan motif tujuan (in order to motive). Sedangkan teori kedua menggunakan teori resepsi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa; motif sebab (because of motive) dari fenomena ZAMALI ini memiliki tradisi yang mengakar kuat di masyarakat, dimulai dengan peran ulama dan wali dalam upaya penyaringan dan pemurnian tradisi ziarah kubur serta adanya keyakinan ulama dan wali sebagai perantara keberkahan dan unsur ketokohan ulama dan wali di Pondok Pesantren Salafiyah Parappe. Sedangkan motif tujuan (in order to motive) memiliki empat tujuan utama, yaitu: sebagai bentuk perlawanan terhadap gerakan anti ziarah kubur, promosi dan sosialisasi pesantren, mengenang jasa-jasa tokoh ulama dan wali serta sebagai bentuk ekspresi kesalehan. Kemudian resepsi al-Qur‟an-hadis yang ditemukan dalam tradisi ZAMALI menampilkan ciri terjadinya reformulasi ajaran-ajaran Islam menggunakan medium-medium lokal. Teks-teks al-Qur‟an maupun hadis yang menjadi unsur dari konstruksi ritual ziarah makam ulama dan wali tersebut diresepsi oleh Pondok Pesantren Salafiyah Parappe dengan melibatkan elemen-elemen lokal masyarakat. Selanjutnya, resepsi fungsional hadis ziarah kubur dari tradisi ZAMALI mengandung dimensi spritual yang terdiri dari; tawassul, tabarruk, dan mengingat mati. Sedangkan resepsi fungsional di luar konteks hadis Nabi saw., ZAMALI digunakan sebagai benteng terhadap ahlussunnah wal jamaah dan komersialisasi lembaga pesantren