PERAN LEMBAGA WOMEN’S CRISIS CENTER JOMBANG DALAM PEMENUHAN HAK ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL

Kekerasan seksual terhadap anak merupakan masalah yang masih banyak terjadi di negara Indonesia khususnya di Kabupaten Jombang. Anak sebagai korban kekerasan seksual sudah sepantasnya mendapatkan perlindungan dan Hak nya kembali. Pemenuhan hak-hak anak sebagai korban berbeda dengan lainnya. Pemerintah memberikan perlindungan terhadap anak melalui peraturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan lembaga perlindungannya. Lembaga Women’s Crisis Center Jombang (WCC) adalah lembaga sosial yang konsen menangani kasus perempuan dan Anak di Kabupaten Jombang. Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Pertama, bagaimana alur penanganan yang dilakukan WCC pada saat pemenuhan hak anak korban kekerasan seksual? Kedua, apakah peran WCC Jombang dalam melindungi anak tersebut sudah sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Anak? Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitis dengan menggambarkan suatu keadaan fenomena dan kebiasaan yang ada di masyarakat yang kemudian dianalisis dengan pokok permasalahan yang sudah ditentukan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research), yaitu penelitian yang dilakukan wawancara dengan Pendamping untuk mendapatkan data-data secara langsung di Lembaga Women’s Crisis Center Jombang. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penyusun, bahwasanya peran Lembaga Women’s Crisis Center dalam menangani kasus kekerasan yaitu Pertama, menyediakan layanan konseling untuk perempuan dan anak korban dengan cara memberikan pemahaman mengenai kekerasan seksual itu sendiri, Kedua, memberikan sosialisasi terhadap masyarakat tentang bahaya kekerasan seksual, Ketiga, melakukan gerakan strategis untuk menciptakan perubahan kebijakan baik ditingkat nasional maupun daerah, Keempat, memperkuat jaringan dengan menyediakan layanan yang lain untuk perempuan dan anak korban kekerasan seksual. Upaya perlindungan yang dilakukan diantarannya secara litigasi dan non litigasi. Pendampingan secara litigasi berfungsi sebagai pendampingan dalam proses penanganan hukum. Namun, sifat pendampingan WCC ini dilakukan secara berjejaring. Sedangkan pendampingan secara non litigasi dilakukan penguatan psikologisnya. Upaya pemenuhan hak-hak anak korban kekerasan yang dilakukan oleh Lembaga Women’s Crisis Center Jombang juga relevan dengan Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2014 dan dapat disebut sebagai aplikasi dari peraturan tersebut sebagaimana upaya bagi anak korban kekerasan yang selalu mendapatkan bantuan hukum